Di masa lalu, ASEAN lebih banyak digerakkan pemimpin politik dan diplomat. Semangat jaman ini mengharuskan warga dari semua tingkatan masyarakat berpartisipasi dan berperan menentukan masa depan ASEAN.
Dalam ASEAN Media Forum, mengemuka diskusi tentang krisis kepemimpinan di ASEAN pasca Soeharto, Mahathir Mohamad, Lee Kuan Yew, dan Ferdinand MarcosPara pemimpin ASEAN dengan gaya kepemimpinannya yang dominan adalah jawaban atas kebutuhan jamannya.
ASEAN ke depan membutuhkan kepemipinan kolektif dalam iklim demokrasi yang sedang tumbuh di masing-masing negara.
Demokrasi yang efektif menjadi pilihan kepemimpinan. Tidak ada jalan lain untuk menemukan kepemimpinan macam itu selain melalui proses yang demokratik. Surin menyebutnya sebagai demokratik partisipatoris.
Ancaman ISIS
Disinggung juga soal ancaman teror di ASEAN dari anggota atau simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pendudukan Kota Marawi di Filipina adalalah bukti ancaman itu.
Terhadap ancaman ini, pendapat Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadikan rujukan. Sejauh ada mobilitas sosial dan peluang untuknya dibuka, ancaman teror di ASEAN bisa diredam.
(Baca juga: Enam Negara Akan Berkumpul di Manado, Bahas Masalah ISIS dan Marawi)
Mobilitas sosial itu membuat warga ASEAN memiliki bakyak akses untuk meraih masa depan.
Dalam perasaan kepemilikan yang penuh, partisipasi aktif dan kontribusi yang bermanfaat dari semua warga, ASEAN siap menapaki jalan yang telah disusun para pendiri untuk 50 tahun berikutnya.
Selamat ulang tahun ke-50 ASEAN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.