Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Janjikan Surga Dunia, Realitanya Neraka dan Teror

Kompas.com - 04/08/2017, 19:21 WIB

Dalam bahasa Inggris cukup fasih, Nur menuturkan, baru setibanya di Turki ia menyadari situasinya amat berbahaya. Tapi "keluarganya" tetap ngotot pergi ke Raqqa.

Di sana, kaum perempuan dipisahkan dari kaum lelaki, dan dikurung di sebuah asrama. Di asrama itu pula, Nur dipaksa menjadi pengantin jihadis.

Disebutkannnya, pagi hari ia diminta menikah dengan jihadis, dan jawabannya harus diberikan malam hari itu juga.

Tidak sesuai kaidah Islam

Dalam wawancara itu Nur juga menegaskan, perilaku jihadis ISIS tidak sesuai kaidah Islam yang ia pahami. "ISIS melakukan represi, tak ada keadilan dan taka ada perdamaian", ujar Nur menambahkan. Terdapat perbedaan besar antara warga sipil dan anggota ISIS.

"Warga sipil harus membayar semua hal, listrik, layanan keseahatan dan lainnya. Sementara jihadis ISIS mendapat semua secara gratis. Kondisi mereka bagus, sementara warga terus mendapat opresi", kata Nur kepada kantor berita AP.

Baca: 400 WNI Pendukung ISIS Akan Pulang ke Indonesia, Ini Langkah BNPT

Impian adanya surga dunia di kalifat ISIS hancur seketika. Khayalan dan kalkulasi "dagang", bahwa modal yang dikeluarkan untuk datang ke Raqqa akan dikembalikan, dan ekonomi akan membaik, digerus habis oleh kenyataan berlakunya nepotisme, agresi, obsesi seks para jihadis serta perang yang terus mencabik "surga kalifat yang dijanjikan".

Berapa banyak kaum naiv atau garis keras atau gabungan keduanya, yang bergabung dengan ISIS yang menyerahkan diri atau ditangkap aparat keamanan, sejauh ini tidak ada angkanya.

Juga pejabat Kurdi yang menangani para eks-jihadis atau pengantin ISIS, tidak bersedia menjawab pertanyaan wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com