Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teroris Maute Takluk, Kapan Status Darurat Militer di Marawi Dicabut?

Kompas.com - 14/07/2017, 15:19 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Pihak militer Filipina menegaskan, status darurat militer yang diberlakukan di Marawi dan Mindanao belum akan dicabut hingga Presiden Rodrigo Duterte menyampaikan State of the Nation Address (Sona) kedua, 24 Juli mendatang.

Pemerintah memerlukan 10-15 hari untuk mendapatkan kembali kendali atas bangunan di Kota Marawi, yang diduduki teroris Maute.

Hal itu diungkapkan Jurubicara Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) Restituto Padilla Jr, seperti dikutip Inquirer.

Padilla juga mengungkapkan, ada sekitar 600 bangunan belum dibuka di Kota Marawi. Saat ini, pasukan militer membersihkan rata-rata 40 sampai 50 bangunan per hari.

"Ya, jadi kita masuk dalam 10-15 hari Presiden. Tapi, 10-15 hari di luar Sona, jadi jangan berharap hal itu terjadi sebelum Sona," kata dia kepada media di Istana Malacañang, Jumat (14/7/2017).

Baca: Rekonstruksi Marawi, Arsitek Dunia Asal Filipina Beri Bantuan Gratis

Pada Rabu lalu, Duterte mengatakan, ia membutuhkan waktu 15 hari lagi untuk menyelesaikan krisis di Marawi.

Batas waktu itu ditentukannya sendiri, dan melampaui batas 60 hari darurat militer di Mindanao, yang akan berakhir pada 22 Juli.

Padilla bungkam saat ditanya apakah militer merekomendasikan perpanjangan darurat militer mengingat situasi di Kota Marawi.

"Saat ini, penilaiannya ada pada tahap kesimpulan, dan akan diberikan kepada Kepala Staf yang kemudian akan melakukan pemeriksaan atas rekomendasi tersebut."

Baca: Duterte Ancam Penjarakan Para Pengkritik Darurat Militer di Marawi

"Lalu, rekomendasi itu akan diserahkan kepada Menteri Pertahanan, untuk diajukan kepada Panglima Tertinggi (Presiden)," kata Padilla.

"Menteri Pertahanan adalah administrator darurat militer, dan harus memasukkan informasinya ke dalam dokumen," tambah dia.

Duterte sebelumnya mengatakan, tidak akan melepaskan darurat militer sebelum Sona keduanya.

Namun kemudian, Duterte mengaku akan menunggu rekomendasi militer untuk memperpanjang status tersebut atau tidak.

Baca: Mahkamah Agung Dukung Duterte soal Status Darurat Militer di Marawi

Per tanggal 14 Juli 2017, Jurubicara Presiden Ernesto Abella mengatakan, ada 392 teroris yang mati.

Sementara, di kubu militer Filipina, ada 93 prajurit militer yang gugur dalam pertempuran tersebut.

Abella menambahkan, ada 45 warga sipil yang tewas dalam konflik bersenjata yang pecah sejak 23 Mei lalu.

Awalnya, anggota gerombolan Maute yang berkiblat kepada teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) menyerang Kota Marawi.

Mereka berniat menguasai kota itu, dan membangun sebuah kekhalifahan di sana.

Baca: Kelompok Maute Paksa Sandera dan Anak-anak Memerangi Tentara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com