Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Perjalanan Liu Xiaobo, Pembangkang China yang "Dibela" Dunia...

Kompas.com - 13/07/2017, 21:28 WIB

Penjelasan itu berbeda dengan pendapat pakar medis AS dan Jerman yang diundang oleh rumah sakit setempat untuk ikut memeriksa kondisi Liu.

Para dokter itu menawari Liu Xiaobo menjalani perawatan di negara mereka.  

Kelompok hak asasi manusia mengecam cara pemerintah China memperlakukan Liu, dengan menuduh pihak berwenang memanipulasi informasi mengenai kesehatan.

Pemerintah China pun dituduh menolak permohonan berobat ke luar negeri, karena mereka takut Liu akan menggunakan kebebasan tersebut untuk mengecam rezim satu partai di negara komunis itu.

Liu dengan tubuh yang kurus terbaring di tempat tidurnya. Sebuah video yang bocor ke publik menunjukkan bahwa dokter-dokter barat memuji rekan-rekan mereka di China.

Baca: China Putuskan Undang Ahli Kanker Dunia untuk Rawat Liu Xiaobo

Adegan itu belakangan dikecam, dan disebut sebagai propaganda mengerikan, oleh Human Rights Watch.

Kedutaan Jerman mengatakan, video tersebut tampaknya menunjukkan bahwa otoritas keamanan mengarahkan proses, bukan memberikan perawatan medis.

Liu ditangkap pada tahun 2008 setelah menjadi ikut menandatangani Piagam 08, sebuah petisi yang menyerukan perlindungan hak asasi manusia dan reformasi sistem politik China.

Dia dijatuhi hukuman 11 tahun penjara pada Desember 2009 karena kasus "subversi" itu.

Pada upacara peraih Nobel Perdamaian di Oslo pada tahun 2010, dia diwakili oleh sebuah kursi kosong.

Liu juga dikenal karena perannya dalam demonstrasi di Lapangan Tiananmen tahun 1989 di Beijing.

Istrinya, Liu Xia, ditempatkan di bawah tahanan rumah pada tahun 2010, namun dia diizinkan untuk menemui Liu Xiaobo di rumah sakit.

Nasib Liu Xia pun kini dikhawatirkan oleh kelompok pembela hak asasi manusia. Mereka telah mendesak Pemerintah China untuk membebaskan Liu Xia bersama Liu Xiaobo.

Baca: Kanker di Hati Xiaobo Menyebar, Keluarga Ingin Perawatan di Luar China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com