Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peledakan Masjid Tua Mosul, Tanda Deklarasi Kekalahan ISIS

Kompas.com - 23/06/2017, 05:25 WIB

BAGHDAD, KOMPAS.com - Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, mengatakan, penghancuran masjid agung Nuri (al-Nuri) di Mosul, Irak utara, adalah “sebuah deklarasi resmi kekalahan” kelompok militan yang menamakan diri Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Militer Irak mengatakan, gerombolan ISIS meledakkan Masjid Agung Nuri dan menara miringnya, Hadba (al-Hadba), yang berusia ratusan tahun di Mosul.

Sedangkan kelompok ISIS mengatakan, pesawat tempur Amerika Serikat (AS) yang menghancurkan masjid tersebut, namun AS membantahnya.

Foto-foto udara memperlihatkan kondisi masjid yang sebagian besar hancur.

Di masjid berusia hampir 1.000 tahun inilah, tiga tahun lalu pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi, menyampaikan pidatonya untuk memproklamirkan “kekhalifahan” baru versi mereka.

Penghancuran masjid itu telah menimbulkan kecaman luas. Seorang komandan senior AS di Irak mengatakan bahwa ISIS telah menghancurkan "salah satu peninggalan terbesar Mosul dan Irak".

Baca: ISIS Ledakkan Masjid Nuri, Tempat Lahir Kekhalifahan Mereka di Mosul

"Ini adalah kejahatan terhadap rakyat Mosul dan seluruh rakyat Irak, dan merupakan contoh mengapa organisasi brutal ini harus dimusnahkan," kata Mayor Jenderal Joseph Martin.

Peledakan itu terjadi ketika pasukan khusus kontraterorisme Irak sedang berupaya bergerak maju ke kawasan Kota Tua, Mosul, dan berada sekitar 50 meter dari masjid tersebut.

"Kelompok teror (ISIS) kembali melakukan kejahatan sejarah dengan meledakkan Masjid Nuri dan menara Habda yang bersejarah," tulis pernyataan militer Irak.

Sejak 17 Oktober 2016, ribuan pasukan militer Irak, pejuang Peshmerga Kurdi, anggota Sunni Arab dan milisi Syiah, didukung oleh pesawat tempur koalisi dan penasihat militer pimpinan AS, terlibat dalam pertempuran untuk merebut kembali kota itu.

Pemerintah mengumumkan “pembebasan” penuh Mosul timur pada Januari 2017, namun di bagian barat kota itu ada muncul perlawanan yang lebih sengit, dengan jalan-jalan sempit dan berliku.

Pada Selasa (20/6/2017), pasukan Irak mengatakan bahwa mereka membebaskan warga sipil yang sebelumnya terjebak di bawah kendali ISIS di Kota Tua.

Baca: "Menara Pisa” Irak, Berusia Hampir 1.000 Tahun, Telah Dirobohkan ISIS

Dalam sebuah pernyataan kepada TV pemerintah Irak, seorang pejabat militer mengatakan, "Kami berhasil mengusir ISIS dan membiarkan warga sipil pergi. Ini adalah bukti bahwa ISIS telah kehilangan kendali."

Masjid Nuri dibangun pada 1172 dan diberi nama berdasar nama seorang bangsawan yang berperang dalam Perang Salib.

Dulu, menara miringnya berjuluk “si bungkuk”, dan karena mirip Menara Pisa di Italia, lalu “si bungkuk” pun disebut dijuluki “Menara Pisa” Irak.

Sebulan setelah pasukan ISIS menyerbu Mosul pada Juni 2014, Al Baghdadi memberi khotbah Jumat dari mimbar di dalam masjid itu dan berbicara tentang khalifah yang baru diproklamirkan.

Pada Minggu (18/6/2017), Irak mengumumkan dimulainya “babak penghabisan” serangan tersebut, melibatkan pasukan kontraterorisme Irak, tentara dan polisi federal, yang menyerang Kota Tua.

Militer mengatakan mereka memperkirakan terdapat kurang dari 300 militan di Mosul, jauh berkurang dibandingkan dengan awal serangan pada Oktober 2016 yang berjumlah 6.000 orang.

Baca: ISIS Bunuh Ratusan Warga Mosul, Mayat Digantung di Tiang Listrik

Sebelumnya pesawat-pesawat Irak menjatuhkan selebaran yang mendesak warga sipil untuk menghindari ruang terbuka dan mencari cara untuk meninggalkan kota.

PBB telah memperingatkan kemungkinan kelompok ISIS menahan lebih dari 100.000 orang di Mosul sebagai tameng manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com