Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Invasi Jerman ke Uni Soviet

Kompas.com - 22/06/2017, 19:15 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - pada 22 Juni 1941, Jerman menggelar sebuah operasi militer besar-besaran yang nantinya akan mengubah jalannya Perang Dunia II di Eropa.

Jerman menggelar Operasi Barbarossa untuk menaklukkan Uni Soviet, yang terbukti kemudian menjadi keputusan fatal yang dibuat Adolf Hitler.

Sebelum menggelar operasi ini sebenarnya Jerman dan Uni Soviet memiliki pakta untuk tak saling menyerang.

Namun, Hitler melanggar pakta itu karena keinginannya menaklukkan wilayah barat Uni Soviet agar dapat diisi warga Jerman dan menggunakan bangsa Slavia sebagai tenaga kerja untuk keperluan perang.

Alasan lain Jerman melanggar kesepakatan dengan Uni Soviet adalah untuk merebut sumber daya minyak di pegunungan Kaukasus.

Setelah dirancang sejak pertengahan 1940, akhirnya Jerman mengirimkan 3 juta tentara, 19 divisi panser, 3.000 tank, 2.500 pesawat tempur, dan 7.000 artileri dalam invasi militer terbesar dalam sejarah dunia.

Selain itu, untuk menginvasi wilayah barat Uni Soviet yang terbentang sepanjang 2.900 kilometer itu Jerman juga mengerahkan 600.000 unit kendaraan bermotor berbagai jenis dan 700.00 ekor kuda.

Di awal operasi militer ini, Jerman nampaknya dengan mudah merebut wilayah-wilayah strategis terutama Ukraina.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: AS Kalahkan Jepang dalam "Battle of Midway"

Meski memiliki pasukan dengan jumlah yang lebih besar ketimbang Jerman, ternyata Uni Soviet tak menyangka Hitler akan mengkhianati kesepakatan non-agresi yang diteken pada 1939.

Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin sebenarnya sudah diperingatkan para penasihatnya, bahkan PM Inggris Winston Chuchill, terkait ancaman serangan Jerman.

Akibat ketidaksiapan itu, di hari pertama operasi ini Jerman berhasil menghancurkan lebih dari 1.000 pesawat tempur Uni Soviet.

Meski melawan dengan gigih, pasukan Uni Soviet yang kaget tak terkordinasi sehingga tak mampu menahan laju pasukan Jerman.

Alhasil, pasukan Jerman dalam beberapa hari pertama invasi berhasil masuk hingga hampir 500 kilometer ke dalam wilayah Uni Soviet.

Namun, gerak maju Jerman tertahan saat hendak masuk ke kota Moskwa. Sejak 2 Oktober 1941 hingga 7 Januari 1942 Uni Soviet berhasil mempertahankan Moskwa.

Datangnya musim dingin banyak membantu Uni Soviet, karena Jerman tak mempersiapkan diri untuk perang jangka panjang.

Sejak awal tahun 1942, Tentara Merah sedikit demi sedikit berhasil memukul mundur tentara Jerman dari wilayah Uni Soviet.

Gagalnya Hitler menaklukkan Uni Soviet terbukti menjadi titik balik dalam jalannya perang di Eropa.

Dengan menyerang Uni Soviet, Jerman membuka front timur yang menyedot banyak sumber daya manusia dan militer Jerman.

Sibuknya Jerman meladeni Uni Soviet membuat sekutu bisa melakukan serangkaian serangan dari front barat dan dari arah Afrika.

Uni Soviet juga menjadi lokasi terjadinya beberapa pertempuran terbesar dalam Perang Dunia II seperti pertempuran Kurks dan Stalingrad.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Evakuasi Tentara Inggris dari Dunkirk Berakhir

Hasil operasi Barbarossa tak lebih dari sebuah kehancuran bagi angkatan perang Jerman.

Pada 22 Juni 1941, saat operasi ini dimulai, AD Jerman atau Wehrmacht memiliki 209 divisi dengan 163 divisi tempur.

Pada 31 Maret 1942, atau kurang dari setahun setelah operasi Barbarossa digelar, Wehrmacht tinggal memiliki 58 divisi dengan kapabilitas tempur.

Operasi Barbarossa, meski diakhiri dengan kekalahan Jerman, mengakibatkan korban tewas yang sangat besar di kedua belah pihak.

Di pihak Jerman dan sekutunya lebih dari 1 juta tentaranya tewas. Sedangkan di pihak Uni Soviet korban tewas mencapai hampir hampir 3 juta orang.

Dari sisi kerugian peralatan, Jerman kehilangan 2.800 pesawat terbang dan 2.830 buah tank. Sedangkan Uni Soviet kehilangan 21.200 unit pesawat terbang dan 20.500 buah tank.

Akibat invasi Jerman ini, ekonomi Uni Soviet nyaris hancur dengan 1.710 kota dan 70.000 desa hancur dengan hampir 26 juta warga Uni Soviet tewas akibat pertempuran atau kelaparan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com