Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abaikan ISIS, Paus Fransiskus Muncul dengan Mobil Terbuka di Kairo

Kompas.com - 30/04/2017, 08:43 WIB

KAIRO, KOMPAS.com - Pemimpin umat Katolik Sedunia, Paus Fransiskus mengakhiri kunjungan singkat ke Mesir yang penuh makna simbolis, dengan misa di ruang terbuka, Sabtu atau Minggu WIB (30/4/2017).

Kunjungan di negara berpenduduk mayoritas Muslim ini sejak awal disebut sebagai bentuk dukungan Paus kepada umat Kristen di sana.

Dukungan itu semakin diperlukan, disaat umat Kristen di negeri itu kian menjadi target serangan kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Paus Fransiskus dengan berani muncul di ruang terbuka tempat misa digelar, yakni di stadion sepak bola yang dikelola militer Mesir, di Kairo.

Baca: Paus ke Mesir, Bela Warga Kristen yang Dianiaya ISIS di Sinai Utara

Seperti diberitakan Associated Press, hanya dengan menggunakan mobil golf terbuka, dan menolak menggunakan mobil anti-peluru, Paus datang ke tempat acara.

Sementara di atas stadion, sejumlah helikopter milik aparat keamanan terbang berputar-putar. Polisi-polisi pun menyebar dan mengamankan setiap sudut di lokasi itu.

Paus terlihat melambaikan tangan kepada kerumunan umatnya yang hadir di tempat itu. 

Kerumunan itu menyambutnya dengan meriah, sambil melambaikan tangan serta bendera Mesir dan Tahta Suci. 

Terdengar pula lantunan lagu-lagu rohani yang dikumandangkan kelompok paduan suara gereja.

Stadion tersebut tercatat memiliki kapasitas penonton sebanyak 25.000 orang. Namun dalam acara misa ini, diperkirakan hanya ada 15.000 orang yang hadir.

Jumlah itu merefleksikan bahwa umat Katolik di Mesir sangat kecil jumlahnya, tak lebih dari satu persen dari 92 juta penduduk negeri itu.

Namun, dengan jumlah jemaat yang relatif kecil tersebut, dan pengamanan ketat di lokasi itu, tak menyurutkan suasana sukacita atas kehadiran Paus.

Paus pun terlihat berinteraksi langsung dengan umatnya, dia melemparkan senyuman dan memberikan salam kepada anak-anak yang diangkat oleh para orangtua mereka.

Dalam salah satu bagian sabdanya, Paus mengajak umat Katolik untuk berbuat baik dan hidup dengan penuh belas kasih terhadap sesama manusia.

"Satu-satunya fanatisme yang dimiliki oleh orang percaya adalah belas kasih dan amal," tegas Paus.

"Fanatisme lainnya tidak datang dari Tuhan, dan tidak akan menyenangkan hati Tuhan," sambung Paus.

Pesan itu menjadi terdengar sangat relevan, setelah pada hari pertama kunjungan di Mesir, Paus meminta agar pemimpin umat Muslim melepaskan fanatisme agama.

Menurut Paus, fanatisme agama hanya akan melahirkan kekerasan.

Paus juga melontarkan hal itu dalam kunjungan ke Al-Azhar, Kairo, di mana lembaga Muslim Sunni yang berusia 1.000 tahun itu telah melatih para ulama dan ilmuwan dari seluruh dunia.

Pengamanan memang terasa sangat ketat di stasion tempat Paus menggelar misa. Hal serupa pun terasa di lokasi tempat menginap Paus di kawasan elite Kairo.

Polisi berseragam dan berpakaian lengkap ditempatkan pada setiap meter jalan yang dilintasi iring-iringan Paus. 

Polisi menggunakan detektor logam untuk memeriksa kendaraan. Selain di sisi jalan, para penjaga bersenjata pun berdiri di atas atap dengan wajah tertutup.

Namun, Paus memutuskan untuk tak menggunakan "popemobile" anti-peluru yang digunakan pendahulunya dalam perjalanan luar negeri, dan melewati Kairo dengan sebuah Fiat sederhana dengan jendela terbuka.

"Dia adalah pembawa pesan damai, dia sungguh pembawa pesan damai," kata salah satu jemaat yang hadir di stadion, Amgad Eskandar, sebelum misa dimulai. 

"Semua kalimat yang meluncur dari mulutnya adalah mengenai perdamaian, seruan damai, desakan untuk mewujudkan perdamaian, semua itu luar biasa," kata dia.

Isyarat yang disodorkan Paus selama di Mesir, dengan Fiat sederhana berjendela terbuka serta mobil golf yang juga terbuka, mengirimkan pesan yang menantang kelompok teroris ISIS dan afiliasi lokalnya di Mesir. 

Kelompok itu setelah serangan pada ibadah minggu Palma di dua gereja di Mesir menyatakan akan menjadikan umat Kristen sebagai target serangan di negara itu.

Hal itu disebut sebagai bentuk hukuman atas dukungan yang telah mereka berikan kepada Presiden Abdel-Fattah el- Sissi, yang menggulingkan presiden dari kelompok Islam.

Baca: Paus Siap Bertolak ke Mesir, Bertemu Imam Besar Al Azhar dan Presiden Sisi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com