Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajib Militer, Mimpi Buruk Kaum Transjender di Thailand...

Kompas.com - 10/04/2017, 11:46 WIB

Akibat banyaknya kaum transjender di Thailand, maka sudah terbiasa pula terlihat para transjender yang tak punya surat pembebasan, berada di dalam antrean para pria dalam pemeriksaan kesehatan untuk ikut wajib militer.

Sejumlah warga tranjender mengaku sangat stres dengan kewajiban tersebut.

Banyak kaum transjender yang panik dalam penyaringan itu, antara lain karena dalam pemeriksaan kesehatan, pakaian mereka harus dilucuti.

Seorang dokter akan membawa mereka ke ruangan tertutup atau di balik dinding.

Dokter akan melihat apakah kaum transjender itu mengalami banyak perubahan fisik atau tidak.

Pendaftaran wajib militer di Thailand dilakukan dengan sistem undian.

Di dalam guci tertutup mereka harus mengambil kartu. Ada dua jenis kartu di dalamnya. Kartu merah dan kartu hitam.

Jika mendapat kartu merah, artinya mereka langsung langsung diproses untuk ikut wamil, sedangkan jika mendapat kartu hitam, mereka tak harus ikut wajib militer di tahun itu.

Setiap tahunnya jumlah pria yang ikut wajib militer di Thailand sekitar 100 ribu orang.

Mereka menjalani wajib militer selama dua tahun. Setelahnya, warga bisa kembali menjalani kehidupan biasa.

Para pegiat HAM di Thailand terus berusaha agar transjender mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah.

Jika perjuangan mereka berhasil, maka negara Gajah Putih itu akan mengikuti jejak India, yang di tahun 2014 telah memberi pengakuan pada jenis kelamin ketiga.

Ronnapoom Samakkeekarom pegiat HAM Transgender Alliance for Human Rights menyerukan semua pihak agar berhenti memperlakukan transjender sebagai bahan lelucon.

Termasuk saat mereka antre dalam pendaftaran wamil.

Menurut dia, para tranjender ini merasa tertekan karena kerap didiskriminasi, dilecehkan, dan mengalami tindak kekerasan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com