Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bau Masakan Terlalu Tajam, Suami Istri di Italia Didenda Rp 30 Juta

Kompas.com - 05/04/2017, 22:44 WIB

ROMA, KOMPAS.com - Memasak mungkin adalah kegemaran warga Italia, tetapi bau masakan yang mengganggu tetangga bisa dianggap perbuatan kriminal.

Mahkamah Kasasi Italia di Roma memutuskan kasus yang menjadi masalah lama antar-tetangga di apartemen kota Monfalcone, di pesisir Laut Adriatik tak jauh dari perbatasan Slovenia.

Warga apartemen mengeluhkan pasangan suami istri yang kerap memasak saus pasta dan berbagai campuran makanan laut yang digoreng.

Bau masakan pasangan suami istri itu dianggap mengganggu para tetangga yang kemudian membawa masalah ini ke pengadilan kota Gorizia.

Di pengadilan kota, hakim memutuskan pasangan suami istri itu bersalah karena perilaku anti-sosialnya.

Tak puas dengan putusan pengadilan, mereka mengajukan banding ke pengadilan tinggi di kota terdekat, Trieste.

Majelis hakim di kota ini kemudian memperkuat putusan pengadilan kota Gorizia dan tetap menyatakan pasangan suami istri ini bersalah.

Masih tak puas mereka membawa kasus ini ke Mahkamah Kasasi di ibu kota Roma, yang akhirnya juga memperkuat keputusan dua pengadilan sebelumnya.

Para hakim di Roma memutuskan hobi memasak pasangan ini menghasilkan emisi bau dan suara yang mengganggu apartemen di lantai tiga milik pasangan lain.

"Bau masakan mereka sangat kuat sehingga berada di luar batas toleransi dan mengakibatkan apa yang disebut sebagai 'penganiayaan penciuman'," demikian pernyataan hakim.

Salah seorang tetangga mengeluhkan seluruh apartemennya dipenuhi bau saus pasta dan ikan goreng.

"Saya merasa dapur mereka berada di dalam apartemen saya," ujar tetangga itu.

Mahkamah Kasasi menolak pernyataan tak bersalah pasangan itu dan menjatuhkan denda sebesar 2.000 euro atau sekitar Rp 30 juta.

Sengketa terkait bau masakan memang kerap terjadi antara para penghuni apartemen. Demikian penjelasan Matteo Santini, pengacara spesialis pertengkaran antar-tetangga.

Beberapa orang menginginkan kompensasi agar bisa pindah rumah, sementara yang lain mengklaim mengalami depresidan trauma psikologis karena bau masakan.

"Pengadilan harus memutuskan dengan berimbang antara pihak yang menghasilkan bau dan mereka yang mengeluh," ujar Santini.

"Pernah ada seorang pria yang ingin menggugat tetangganya hanya karena memasak sop ayam pada jam delapan pagi," tambah Santini.

Salah satu sebab meningkatnya kasus-kasus semacam ini adalah bertambahnya populasi para imigran.

Warga Italia asli biasanya tak bisa menerima bau masakan yang berbeda dengan yang sudah mereka ketahui selaman ini.

Bahkan restoran yang menghasilkan bau masakan terlalu "keras" diminta untuk menambah kipas dan cerobong asap agar para tetangga tak merasa terganggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com