Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembalinya Anak Timor Leste yang "Diambil Paksa" TNI

Kompas.com - 26/03/2017, 09:39 WIB

Anak-anak, dari usia enam tahun, ditugasi membawa persediaan logistik, memanggul amunisi, dan berperan sebagai pemandu di hutan-hutan Timor Leste

"Saya tidak benar-benar paham apa yang saya lakukan. Tapi, ketika saya bertambah dewasa, saya menyadari bahwa saya menyaksikan beberapa saudara saya dibunuh," ujarnya.

Ketika tiba saatnya bagi para prajurit di batalion yang merekrutnya untuk pulang ke Indonesia, salah satu serdadu hendak membawa Alberto turut serta dengan janji Alberto akan disekolahkan.

Alberto tidak ingin ikut. Namun, serdadu itu menyuruhnya naik ke kapal dan menjaga koper-koper mereka.

"Saya menunggu di kapal itu, menunggu kembali ke rumah. Saya tidak menyadari bahwa kapal itu meninggalkan pelabuhan dan menuju ke tengah laut," tutur Alberto.

Setibanya di Pulau Jawa, istri serdadu itu tidak senang dengan kehadiran Alberto karena mereka harus memberi makan satu anak lagi.

"Sang istri marah dan dia berkata kepada serdadu itu, 'Kamu tahu kan kita sudah punya banyak anak, lalu mengapa kamu membawanya ke sini'. Saya sangat sedih dan berkata, 'Jika ibu mengirim saya pulang, saya akan pergi'. Tapi dia tidak berkata apa-apa."

Kemudian Alberto kabur dan bekerja di proyek pembangunan untuk bisa bertahan hidup.

Dia kini sudah menikah dan telah menjadi seorang kakek. Dia tidak pernah merasa betul-betul kerasan di Indonesia dan selalu ingat keluarganya di Timor Leste.

Akan tetapi, tanpa akta kelahiran dan uang untuk bekal perjalanan, kembali ke Timor Leste bukanlah pilihan. Dirinya pun tidak yakin masih ada keluarga yang menunggunya di Timor Leste.

Anak perempuan yang diambil

Isabelina Pinto diambil dari keluarganya oleh seorang serdadu Indonesia pada 1979. Saat itu dia baru berusia lima tahun, tapi dia masih ingat jelas apa yang terjadi.

"Serdadu itu berkata, 'jika kami tidak ambil anak ini, kami bisa membunuh kalian semua'. Serdadu itu ingin punya anak perempuan karena dia tidak memiliki anak perempuan," kata Isabelina seraya mengenang peristiwa 35 tahun lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com