Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Penyihir di AS Kirim "Santet" untuk Lengserkan Donald Trump

Kompas.com - 26/02/2017, 17:43 WIB

KOMPAS.com - Tepat tengah malam, saat jarum jam menunjuk angka 12, Jumat (25/2/2017), para pengikut berbagai aliran sihir di Amerika Serikat mengirim "guna-guna" kepada Donald Trump, agar dia lengser dari jabatan Presiden AS.

Sebuah kelompok di Facebook yang mengikuti ritual sihir itu telah menarik 10.500 'like', dan memunculkan tagar #magicresistance yang artinya, perlawanan sihir.

Penulis Michael Hughes, yang menyebut dirinya sebagai "pemikir magis", merilis guna-guna melalui jejaring internet.

Hughes mengaku telah melihat berbagai "guna-guna" serupa yang dilakoni beragam aliran kelompok penyihir.

Pada salah satu aksi "santet", dia menggunakan lilin besar berwarna jingga, foto Trump, dan kartu tarot bergambar menara.

Para pengikut aliran sihir kemudian diminta mengukir nama presiden pada lilin menggunakan jarum, membaca mantera, dan membakar foto Trump dalam nyala lilin tersebut.

'Kamu dipecat!'

Kata-kata dalam mantera berisi permohonan kepada dewa aliran sihir Wicca untuk mengikat Donald J Trump sehingga karya-karya kejinya gagal total.

Selain itu, mereka juga memohon agar Trump tidak memecah kesatuan, menghancurkan kebebasan warga, atau mengisi pikiran warga dengan kebencian, kebingungan, ketakutan, atau keputusasaan.

Selain Trump, para pendukung Trump turut dikirimkan guna-guna agar "lidah yang jahat" dibungkam.

Alih-alih menutup mantera dengan kalimat "maka, jadilah!" -seperti biasanya sebuah mantera, Hughes malah menyarankan agar para penyihir membakar foto Trump seraya mengucapkan "kamu dipecat!".

Kalimat itu merupakan kalimat khas Trump dalam acara televisi The Apprentice, yang dulu dipandunya.

Hughes mengaku sengaja merilis rincian mantera karena dia merasa imbas mantera itu akan sangat disambut oleh banyak orang.

Dia menekankan, "santet" yang dikirim tidak bermaksud membuat si penerima mengalami cedera, namun menghentikan si penerima agar dia tidak mencederai dirinya.

"Ini tidak sama dengan menonjok seorang nazi secara sihir. Namun, mantera ini merebut tanduk banteng dari tangannya, membanting telepon selulernya, agar dia tidak bisa mengirim cuitan."

"Mengikatnya, dan melemparkannya ke ruang bawah tanah yang gelap sehingga dia tidak melukai siapa pun," papar Hughes.

MaryPat Azevedo, yang ambil bagian dalam sebuah ritual di Arizona, memandang ritual yang dia jalani sebagai "doa pemersatu".

"Penyihir sejati tidak akan pernah mengirim guna-guna kepada siapa pun tanpa izin mereka. Doa ini adalah untuk kesejahteraan dan perdamaian semua makhluk hidup," ujarnya kepada BBC.

Azevedo berharap menyaksikan "perubahan fisik, emosi, dan spiritual Donald Trump dan politik AS."

Peringatan mendesak

Para penyihir yang mengirim "santet" kepada  Donald Trump akan mengulangi ritual mereka setiap bulan berwujud sabit.

Hal itu terus dilakukan sampai Trump meninggalkan Gedung Putih. Ritual selanjutnya dijadwalkan berlangsung pada 26 Maret mendatang.

Tenung yang dikirimkan para penyihir jelas tidak membuat gembira pendukung Trump.

Joshua Feuerstein, seorang pendeta evangelis yang pernah mengecam Starbucks karena mengambil simbol-simbol Natal di jaringan toko mereka, mengeluarkan "peringatan mendesak".

Menurut dia, ada jutaan penyihir yang mencoba mengutuk presiden.

"Sim salabim abrakadabra mereka tidak lebih kuat dari nama Yesus!" seru Feuerstein dalam video yang dirilis melalui jejaring internet.

Aliansi Nasionalis Kristiani, sebuah kelompok keagaamaan konservatif, menyebut 24 Februari sebagai "hari doa" untuk menangkal santet para penyihir.

Organisasi itu menyebut para penyihir sebagai kaum okultis yang hendak memanggil roh kegelapan untuk melawan Trump.

Untuk melawannya, organisasi tersebut akan mendesak semua orang untuk berdoa setiap kali para penyihir melakukan ritual mereka.

Sejauh ini, Trump belum berkomentar mengenai peperangan di dunia roh tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com