Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdesak, CEO Uber Mundur dari Grup Penasihat Bisnis Presiden Trump

Kompas.com - 03/02/2017, 08:50 WIB

SAN FRANSISCO, KOMPAS.com - CEO Uber Technologies Inc Travis Kalanick memutuskan berhenti sebagai anggota kelompok penasihat bisnis Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Kamis atau Jumat WIB (3/2/2017).

Langkah itu diambil Kalanick di tengah meningkatnya tekanan dari aktivis dan karyawan yang menentang kebijakan imigrasi pemerintah AS.

Tak hanya dari karyawan, kritik pun datang dari para pengemudi Uber, yang sebagian dari mereka adalah imigran di AS.

"Bekerjasama dalam grup itu tak dapat diartikan sebagai bentuk dukungan kepada Presiden atau pun terkait dengan agenda tertentu. Namun sayangnya, hal itu telah disalahartikan," ungkap Kalanick, seperti dilansir Reuters.

Sebelumnya, merebak kampanye di media sosial yang menyasar Uber terkait keberadaan Kalanick di dalam grup itu.

Kampanye itu mendesak para pengguna Uber untuk menghapus akun mereka dan beralih ke kompetitor Uber, Lyft Inc.

Menanggapi kondisi ini, manajeman Uber mengirimkan email kepada seluruh pelanggan untuk mengatakan bahwa Uber turut prihatin dengan kondisi AS saat ini, dan akan memberi kompensasi kepada pengemudi yang terimbas.

Kalanick pun mengaku telah berbicara dengan Trump terkait persoalan keimigrasian itu. Dia juga menegaskan, tidak akan bergabung dengan dewan ekonomi di bawah Trump.

Tekanan terhadap Kalanick yang diminta tak bergabung dengan dewan ekonomi muncul, setelah perintah eksekutif Trump yang melarang warga dari tujuh negara mayoritas Muslim masuk ke AS. 

Baca: Trump Resmi Batasi Laju Imigran dari 7 Negara Ini

"Ada banyak cara bagi kita untuk terus melakukan advokasi untuk menghadapi dampak dari kebijakan ini," tulis Kalanick dalam pesan kepada karyawannya.

"Bertahan dalam dewan hanya akan menjadi bagian dari kebijakan itu," ungkap dia.

"Perintah eksekutif itu telah menyakiti banyak orang di berbagai komunitas yang hidup di AS," sambung Kalanick.

"Keluarga menjadi terpisah, orang-orang terdampar di luar negeri. Sementara ketakutan bahwa AS menjadi tempat yang tak ramah kepada imigran semakin membesar," kata dia lagi.

Terkait keputusan itu, Gedung Putih dalam pernyataan tertulisnya tidak memberikan tanggapan khusus terhadap Uber.

Disebutkan, Presiden Trump mengaku sangat mengerti dengan pentingnya dibangun dialog dengan para pemimpin dunia usaha, untuk mencari jalan demi membangun ekonomi AS yang lebih kuat.

Keputusan Kalanick ini bukan tak mungkin akan menjadi tekanan bagi CEO lain yang tergabung dalam kelompok yang sama.

Kelompok itu dijadwalkan akan menggelar pertemuan dengan Presiden Trump pada Sabtu WIB, besok.

CEO General Motors Co telah memastikan diri hadir dalam pertemuan itu. Sementara, CEO Walt Disney Co mengaku berhalangan karena telah memiliki jadwal perjalanan luar negeri.

Pemimpin bisnis lain yang dijadwalkan bergabung dalam pertemuan itu adalah, pada CEO dari JPMorgan Chase & Co, Blackstone Group LP, IBM Corp, dan Wal-Mart Stores Inc.

Sementara, pihak lain yang bukan bagian dari dewan tersebut adalah CEO Tesla Motors Elon Musk, CEO PepsiCo Indra Nooyi dan CEO Boston Consulting Group Rich Lesser.

Perusahaan teknologi informasi AS termasuk Microsoft, pemilik Google Alphabet Inc, Apple Inc dan Amazon.com telah menyatakan berseberangan dengan kebijakan Trump.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com