Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besok, Paus Fransiskus Berulang Tahun Ke-80

Kompas.com - 16/12/2016, 11:28 WIB

VATICAN CITY, KOMPAS.com - Pada Sabtu (17/12/2016), Paus Fransiskus genap berusia 80 tahun. Namun, usianya yang sangat senja itu tak menghalangi upayanya untuk mereformasi Gereja Katolik.

Sudah tiga tahun sembilan bulan, Paus asal Argentina itu menjadi pemimpin umat Katolik sedunia.

Paus Fransiskus memang tak menutup kemungkinan dia akan mengikuti jejak Benedictus XVI yang mengundurkan diri karena kelelahan.

Namun, setidaknya pernyataan untuk mundur dari tahta Kepausan tak akan terjadi dalam waktu dekat.

Pada Sabtu, Paus Fransiskus tetap bekerja seperti biasa. Setelah memimpin misa pagi bersama para kardinal, dia akan menggelar pertemuan dengan Presiden Malta dan pejabat tinggi Vatikan.

Ini akan menjadi ulang tahun keempat bagi Paus Fransiskus yang dirayakan di apartemen St Martha yang sederhana di Vatikan.

Terlahir dari keluarga berdarah Italia di Argentina, pria yang terlahir dengan nama Jorge Bergoglio itu menjadi Paus ke-266 saat terpilih pada 13 Maret 2013.

Di tahun pertamanya menjabat, Paus Fransiskus kemampuan memberi maaf harus menjadi inti dari karya gereja bukan lagi merefleksikan pengecaman dan penghakiman.

Tentu saja pandangan ini mendapatkan tentangan, meski demikian Paus Fransiskus perlahan-lahan mulai membentuk kembali doktrin ajaran Gereja Katolik.

Saat menghadapi isu-isu sulit seperti kohabitasi (pasangan tak menikah yang tinggal bersama), homoseksualitas, perceraian, Paus selalu memberikan komentar yang sulit dibantah.

Pernyataan-pernyataannya atas masalah semacam ini kerap dibiarkan menggantung dan ambigu sehingga mengesalkan kelompok konservatif dan radikal.

Salah satu kalimatnya yang sangat terkenal adalah saat ditanya soal homoseksualitas yang oleh Gereja Katolik dianggap sebagai sebuah kelainan.

"Siapa saya ini sehingga bisa menghakimi?" kata Paus saa t itu.

Banyak hal lain dari doktrin Gereja Katolik yang digeser di masa pemerintahan Paus Fransiskus.

Misalnya soal pasangan kekasih yang tinggal bersama tanpa ikatan pernikahan. Dulu, Gereja Katolik akan langsung mengecam dan menghakimi.

Kini, gereja akan meneliti terlebih dahulu kasus per kasus sebelum mengeluarkan pernyataan atau mengecam.

Paus juga sudah memulai proses kemungkinan peran diakon perempuan dan beberapa kalangan melihat Paus membuka kemungkinan munculnya imam-imam perempuan Gereja Katolik.

Namun, sejumlah pengamat menilai Paus Fransiskus tak lebih dari seorang reformis pragmatis, bukan seorang revolusioner.

"Bagi dia gereja adalah sebuah rumah sakit lapangan, bukan penghalang kebiasaan," ujar pakar Vatikan, Marco Politi.

"Dia belum menyentuh doktrin. Dalam hal ini dia tidak progresif," tambah Politi.

Sementara itu, Marco Tosatti, pengamat Vatikan, mengatakan Paus Fransiskus malah membuat banyak kebingungan di dalam gereja.

"Dia Paus untuk jurnalis. Dia memberikan gambaran gereja yang lebih bersahabat dan lebih ringan. Namun, obral musim panas tak akan mendatangkan pelanggan baru," kata Tosatti.

"Gereja Protestan tradisional mencoba beradaptasi dengan dunia modern dan lihatlah, mereka tak kekurangan umat," lanjut dia.

Sedangkan Politi melihat, kelompok konservatif di Vatikan saat ini tengah bermain dengan waktu.

"Tujuannya bukan kudeta tetapi meletakkan dasar bagi pengganti Paus Fransiskus," ujar Politi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com