Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekalahan di Aleppo Bukan Akhir bagi Kelompok Pemberontak

Kompas.com - 30/11/2016, 05:40 WIB

KOMPAS.com - Kekalahan tentara pemberontak di Aleppo timur tak berarti akhir dari perlawanan mereka terhadap Presiden Bashar al-Assad.

George Sabra, juru runding utama untuk High Negotiations Commitee (HNC), mengungkapkan pandangan tersebut.

Menurut Sabra, kekalahan itu akan membuat kesepakatan damai semakin sulit terwujud.

Tentara Suriah yang didukung serangan udara yang gencar telah menduduki lebih dari sepertiga kawasan yang dikuasai pemberontak di Aleppo.

Faksi-faksi pemberontak mengatakan mereka telah mundur ke kawasan yang lebih strategis untuk melakukan perlawanan.

Ribuan warga sipil telah melarikan diri dari distrik-distrik yang terkepung di Aleppo setelah pertempuran sengit selama akhir pekan lalu.

"Aleppo adakah tempat penting bagi revolusi, tapi bukan tempat terakhir," ujar Sabra.

"Saat ini, terdapat banyak kawasan yang masih dikuasai (pasukan oposisi) Tentara Pembebasan Suriah," sambung dia.

Ia memperingatkan, serangan militer yang dilancarkan oleh pemerintah Suriah dan sekutunya telah membunuh sebagian dari proses politik".

"Tak ada yang bisa berpikir tentang solusi damai dalam keadaan seperti ini," tambahnya.

Tentara propemerintah merebut semua distrik yang dikuasai pemberontak di Aleppo timur. Pergerakan itu terjadi menyusul dua pekan pengeboman udara yang tanpa henti.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kelompok pemberontak telah kehilangan 12 distrik, yang mencakup 40 persen dari wilayah kekuasaan mereka.

Para analis mengatakan kekalahan ini merupakan kemunduran drastis bagi pemberontak, yang menduduki kawasan itu sejak 2012.

Pemerintah telah mencatat kemajuan besar di Aleppo sejak Rusia campur tangan untuk mendukung Presiden Assad pada September tahun lalu.

Ibrahim Abu Al-Leith, Juru bicara kelompok penyelamat White Helmets di Aleppo timur, mengatakan terjadi pengungsian massal dan ambruknya harapan.

"Orang-orang tidur di jalanan. Mereka tak punya apapun untuk dimakan atau diminum," kata dia seperti diberitakan AFP.

PBB mengaku sangat prihatin dan kembali mengulangi permintaan supaya bantuan diizinkan masuk ke kawasan terdampak.

Sebanyak 10.000 warga melarikan diri ke kawasan yang dikuasai pemerintah di sebelah barat, dan distrik yang dikuasai tentara Kurdi di utara.

Demikian data yang diungkaokan kelompok pemantau HAM Syrian Observatory for Human Rights.

Ratusan warga lainnya dilaporkan telah melarikan diri ke selatan, menuju distrik yang masih dikuasai pemberontak, dan mendapat bantuan selimut dan barang-barang lainnya dari penduduk setempat.

Koran Suriah Al-Watan memprediksi, tahap selanjutnya dalam serangan pemerintah ialah memisahkan wilayah yang dikuasai pemberontak menjadi distrik-distrik yang akan mudah dikendalikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com