Merkel bagi Obama adalah kepala pemerintahan masyarakat ekonomi terbesar di Eropa, tidak hanya di bidang ekonomi, namun juga dalam resolusi krisis internasional.
Pemerintahan di Washington dalam beberapa tahun terakhir semakin ke mendekat ke Republik Federal Jerman.
Dalam negosiasi soal perjanjian nuklir dengan Iran, diplomasi Jerman memainkan peran penting. Obamapun menggandeng Merkel dalam penyelesaian krisis di Ukrania.
Semakin dekatnya Jerman dengan pemerintahan Obama meningkatkan harapan atas komitmen kebijakan keamanan Jerman.
Berulangkali Washington mengingatkan mitra alinasi NATO-nya tersebut untuk menggenjot anggaran pertahanan agar mencapai target dua persen dari produk domestik bruto.
Merkel dan Obama menyatukan gaya politiknya yang cenderung tidak agresif. Mereka memiliki pandangan yang sama atas permasalahan dunia.
Keduanya berkampanye untuk perdagangan bebas dan perjanjian Kemitraan Perdagangan dan Investasi Transatlantik (TTIP) yang kontroversial.
Keraguan di masa depan
Juni 2011 Obama menganugerahkan “Medal of Freedom” bagi Merkel. Medali itu merupakan penghargaan tertinggi kehormatan sipil Amerika Serikat.
Obama memuji politisi Kristen Jerman (CDU) tersebut "fasih atas masalah hak asasi manusia dan nilai-nilai kemanusiaan."
Dalam penangangan krisis pengungsi, tak segan Obama memuji "kawan baik Angela" yang berdiri teguh dengan keputusanna mencari bantuan atas krisis Timur Tengah.
Pujian itu dilontarkan dalam kunjungannya ke Hannover musim semi tahun ini.
Di sisi lain, pengganti Obama, Donald Trump dari kubu Partai Republik punya suara berbeda.
Dalam kampanye pemilu AS, Trump menyebut kebijakan pengungsi Merkel atas penangangan pengungsi sebagai sesuatu tindakan yang "gila". Trump juga menyisakan keraguan atas kesetiaan AS dalam tubuh NATO.
Dalam hari-hari terakhirnya ini, Obama berusaha untuk menenangkan kecemasan mitra-mitranya di Eropa.
Namun, di kantor kanselir Jerman di Berlin, sosok yang penuh tanggung jawab ini bisa berkabung lebih lama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.