Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Kalah Pun, Trump dan "Trumpism" Akan Tetap Bertahan

Kompas.com - 08/11/2016, 07:11 WIB
Ericssen

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Sekalipun Donald Trump harus kalah dalam pemilihan Presiden AS yang digelar besok, Rabu WIB (9/11/2016), namun dia tetap akan menorehkan jejak.

Jejak politik kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik itu tidak akan lenyap begitu saja.

“Trumpism” atau yang sering diartikan ideologi populisme Trump diyakini akan terus bertahan, bahkan berpotensi memecah-belah Partai Republik.

Bukanlah rahasia umum bahwa elit partai berlambang gajah ini sangat tidak menyukai Trump dengan gaya politiknya yang bombastis dan kasar.

“Pada dasarnya elit partai Republik membenci Trump," tutur Robert Shapiro, Profesor Ilmu Politik di Universitas Columbia.

"Mereka menginginkan pendukungnya, namun rumitnya pendukung itu melekat sangat kuat dengan Trump," sambung Shapiro.

Seperti dikutip dari laman AFP, selain masalah gaya, Trump juga dinilai mengacaukan ideologi partai.

Posisi politiknya yang menentang perdagangan bebas, memilih kebijakan luar negeri isolasionis, dan fleksibilitas dalam hal kebijakan social welfare sangat bertetangan dengan ideologi yang selama ini dijalankan Republiken.

Shapiro juga mengaku yakin, “gerakan” Trumpism terus berlanjut seusai pilpres.

“Para pendukung Trump tidak akan meninggalkan Partai Republik, mereka akan bertahan dengan posisi politiknya yang berlawanan dengan garis besar partai," kata dia.

Sementara itu, Profesor Jeanne Zaino, pakar politik di Iona College menyebut Trump telah mengubah gaya kampanye capres.

“Kita akan melihat lebih banyak capres-capres lain ke depan yang meniru gaya Trump, berkampanye di luar sistem partai, dan mengandalkan media sosial,” ungkap dia.

Zaino juga menambahkan, fenomena gaya kampanye kasar ala Trump akan menjadi hal yang lumrah.

“Capres lain berpikir jika Trump bisa, mengapa kita tidak mencobanya," sebut dia.

Satu hal yang pasti Partai Republik tidak sama lagi seperti Partai Republik yang dikenal sebelumnya.

“Partai ini bukan lagi partai yang didominasi elit di Washington DC seperti klan Bush atau Ketua DPR Paul Ryan," ungkap Roger Stone, penasehat politik Trump..

"Trumpism akan mendominasi partai dan memainkan peranan yang kuat," kata Stone. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com