Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Pilpres AS

Kompas.com - 07/11/2016, 22:48 WIB

Hillary dan Trump menang besar di rangkaian pemilihan dan secara resmi menjadi capres Demokrat dan Republik, Juli lalu.

Dalam sejarah Amerika, keduanya adalah capres yang paling tidak populer. Di konvensi ini, partai juga menentukan calon wapres, yaitu Senator Tim Kaine yang menjadi pendamping Hillary dan Gubernur Indiana, Mike Pence, yang menjadi cawapres bagi Trump.

Hal yang banyak dibahas saat kampanye

Kontroversi 'tak pernah sepi' menerpa kubu Trump, bahkan mulai sejak pengusaha New York ini mengumumkan diri maju di Pilpres.

Ia di antaranya menggambarkan imigran Meksiko sebagai 'pemerkosa dan penjahat'.

Berbagai komentar yang ia keluarkan memicu 'perang kata-kata' dengan hakim, peserta kontes Miss Universe, penyiar Fox News, dan orang tua seorang tentara Muslim yang gugur dalam perang di Irak.

Ia juga harus memberikan penjelasan mengapa menolak mengumumkan data pembayaran pajak dan mengapa ada tudingan bahwa ia tak membayar pajak pendapatan selama 18 tahun.

Hillary sementara itu, juga menghadapi persoalan serius, terutama terkait dengan email-email saat menjadi menteri luar negeri dan soal sumbangan asing ke Yayasan Clinton.

Dan soal Wikileaks yang membocorkan beberapa 'pembicaraan memalukan' di antara anggota tim kampanyenya.

Kejutan Oktober

Kejutan terbesar yang mengguncang Trump adalah publikasi video yang direkam pada 2005 di mana Trump berbicara tentang perempuan-perempuan dengan menggunakan kata-kata yang melecehkan.

Ia kemudian meminta maaf dan menegaskan bahwa video tersebut 'tidak mencerminkan Trump yang sebenarnya'.

Video ini memicu puluhan tokoh Republik meninggalkan Trump sekaligus menyebabkan 'perang saudara' di partai tersebut.

Kejutan juga terjadi di kubu Hillary ketika 11 hari menjelang pemungutan suara, Biro Investigas Federal (FBI) mengumumkan telah menemukan email-email lain yang terkait penyelidikan mereka.

Email ini ditemukan di laptop milik suami salah satu penasehat inti Hillary, Huma Abedin, yang tersangkut kasus yang saat ini ditangani polisi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com