Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Mosul Dijadikan Perisai, Bom Bunuh Diri ISIS Meningkat

Kompas.com - 20/10/2016, 15:00 WIB

Tim Redaksi

Mosul adalah kota terakhir di Irak yang masih dikuasai NIIS. Kota terbesar kedua di Irak itu jatuh ke tangan NIIS melalui serangan kilat dan mengejutkan, Juni 2014.

Di kota itu, pada 29 Juni 2014, pemimpin NIIS Abu Bakr al-Baghdadi mendeklarasikan sepihak kekhalifahan NIIS.

Perisai hidup

Sejumlah kalangan memperkirakan, serangan merebut kota Mosul bakal berlangsung lama, yakni bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Sejauh ini, hingga Rabu kemarin, belum terlihat eksodus besar-besaran dari Mosul sejak operasi militer dimulai.

"Kami tahu, mereka pasti sedang dijadikan perisai hidup (oleh NIIS)," kata Jeff Davis, Juru Bicara Pentagon. Ia mengatakan, warga Mosul ditahan sejak beberapa pekan lalu.

Televisi Al Jazeera juga memberitakan, NIIS telah meminta penduduk sipil di desa Talal Naser dan Al-Salamah agar segera pindah ke Mosul.

Dikhawatirkan, NIIS akan memaksa penduduk sipil di perdesaan sekitar Mosul pindah ke kota Mosul untuk dijadikan perisai manusia dalam menghadapi serangan pasukan Irak dan Peshmerga.

Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim Jaafari dalam konferensi pers di Baghdad, Selasa lalu, juga menuduh NIIS akan menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.

Kekhawatiran dan tuduhan itu dikonfirmasi beberapa warga Mosul dan sekitarnya saat dihubungi kantor berita Reuters melalui sambungan telepon.

Mereka mengungkapkan, milisi NIIS menghalangi warga untuk meninggalkan Mosul.

Sebagian warga bahkan diarahkan ke bangunan-bangunan yang pernah digunakan NIIS dan diperkirakan bakal jadi target serangan militer Irak, Peshmerga, dan pasukan koalisi pimpinan AS.

"Cukup jelas, Daesh (NIIS) mulai menjadikan warga sipil sebagai perisai hidup dengan memperbolehkan keluarga-keluarga untuk tinggal di bangunan-bangunan yang kemungkinan bakal jadi target serangan udara," kata Abu Mahir, warga Mosul.

Anwar, warga Irak lain yang tinggal di dekat Bandar Udara Mosul, bercerita, untuk bisa meninggalkan Mosul, warga harus melewati pos-pos pemeriksaan yang dijaga ketat oleh milisi NIIS.

"Saya sampaikan kepada milisi Daesh (NIIS) di pos pemeriksaan, saya akan tinggal di rumah saudara perempuan," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com