Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Unggah Foto "Selfie" Seksi di Medsos, Wanita Ini Contoh Korban "Pornografi Parasit"

Kompas.com - 13/10/2016, 09:30 WIB

Pengelola situs meminta gambar bugil Noelle untuk koleksi pribadinya sendiri sebagai imbalan agar dia menghapus fotonya dari situs umum.

Hal semacam ini sudah sering didengar Komisioner Lembaga Children’s eSafety Australia, Andree Wright. Ia mengatakan, ada peningkatan jumlah kasus "pemaksaan seks" di seluruh Australia.

"Pada bulan Juli dan Agustus, kami menemukan satu dari empat remaja yang datang kepada kami, yang jadi korban bullying di dunia maya mengalami situasi pemerasan seperti ini," katanya.

Noelle mengaku dia telah mendatangi kantor polisi setempat, Polisi Federal Australia, dan berbagai otoritas federal yang semuanya hanya bisa menyampaikan simpati (terhadap masalahnya). Namun, kemudian meminta dia menghubungi departemen lain.

"Saat ini, dari UU yang ada, tidak masalah-kah bagi mereka (para pelaku) untuk melakukan hal seperti itu? Itu dibolehkan. Bagaimana ini bisa disebut adil? Bagaimana ini layak dialami seseorang?" katanya.

Noelle mengatakan, dia ingin memiliki hak kembali nama dan gambarnya dan ia juga ingin mengirimkan pesan kepada mereka yang telah mencuri fotonya.

Sekarang dia bersatu dengan korban tindakan pornografi parasit lainnya untuk mengampanyekan UU yang lebih keras untuk melindungi (siapa pun) dari pelanggaran foto semacam ini.

Kisah Noelle ini muncul di saat negara bagian dan teritori tengah berpikir keras bagaimana menyusun UU yang dapat melindungi korban-korban pornografi balas dendam.

Kelompok advokasi perempuan menghendaki agar pornografi balas dendam dinamai ulang dengan sebutan "pelecehan seksual berbasis gambar".

"Saya pikir pornografi balas dendam salah nama karena itu menyiratkan kalau perbuatan tersebut disebabkan balas dendam dan berurusan dengan pornografi," kata Karen Bentley, Direktur Proyek Jaringan Keamanan untuk Women's Services Network (lembaga advokasi perempuan dan anak-anak korban kekerasan rumah tangga atau keluarga di Australia).

"Sering kali tindakan ini sama sekali tak berhubungan dengan dua hal itu (balas dendam dan pornografi) sehingga kami lebih suka menggunakan istilah pelecehan seksual berbasis gambar atau eksploitasi seksual berbasis gambar."

Bentley memberikan pelatihan keamanan teknologi untuk sejumlah lembaga dan organisasi Australia yang menangani perempuan yang mengalami atau melarikan diri dari kekerasan berbasis jender dan penguntitan.

Dia mengatakan, serangan berbasis gambar adalah taktik penganiayaan baru yang digunakan oleh pasangan yang kasar, tetapi menyeret pelakunya ke pengadilan itu tidak mudah.

"Jadi, ada masalah yurisdiksi lintas batas internasional yang kami punyai dan juga pembuktian," katanya.

Negara bagian Australia Selatan dan Victoria akan mengesahkan UU yang menggolongkan tindakan menyebar gambar-gambar "intim" tanpa izin terlebih dahulu sebagai kejahatan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com