Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Swedia Menjadi Eksportir Ekstremis Terbesar di Eropa?

Kompas.com - 08/10/2016, 10:52 WIB

Tetapi, anak-anak mereka sering kali merasa didiskriminasi dan diasingkan sistem yang ada. Kebanyakan anak muda yang saya ajak berbicara merasa mereka terasing dari negara asal orangtuanya, tetapi juga tidak merasa sebagai orang Swedia.

Polisi berkurang

Masalah ini diperburuk dengan peningkatan jumlah pengungsi yang melarikan diri dari perang di Suriah dan Irak. Menerima pengungsi adalah bagian dari jati diri orang Swedia. Tahun lalu, Swedia menerima pengungsi dalam jumlah terbesar per tahunnya dibandingkan negara-negara Eropa lainnya.

Ulf Bostrom, mantan polisi Gothenburg yang menjadi "petugas integrasi" Swedia, memandang masalah ini terjadi karena berkurangnya jumlah polisi.

"Kami kehilangan lebih 50 persen polisi berseragam di sejumlah tempat, 50 persen," katanya.

"Anda bisa menyaksikannya sendiri. Seberapa banyak polisi yang Anda lihat saat berada di sini, di tempat-tempat yang Anda datangi? Apa Anda melihatnya?"

"Tidak," saya jawab.

Bostrom sendiri adalah tokoh yang dikenal masyarakat Gothenburg dan menghabiskan sebagian besar waktunya berusaha membangun kepercayaan dan melibatkan masyarakat imigran dan kelompok keyakinan yang berbeda.

Dia membawa saya ke masjid Bellevue, di pinggiran Gothenburg, yang dilaporkan terkait dengan sejumlah organisasi berhaluan Islam dan teroris. Sebagian besar orang yang pergi ke Suriah dan Irak menghubungi tempat ini dan pemimpin spiritual kelompok militan al-Shabaab, Hassan Hussein, pernah berkunjung pada tahun 2009.

Hukum terorisme tak jalan

Saya kemudian menghadiri shalat Jumat di masjid terbesar Angered tempat 500 orang berkumpul. Imam yang tiba di Swedia dari Suriah tiga tahun lalu tersebut mendorong mereka untuk mendukung hukum dan kebiasaan Swedia dan berusaha keras menggabungkan diri ke masyarakat umum.

Namun, saya diberi tahu, dua orang pria pernah berdiri dan menyerangnya dengan kata-kata karena mengutuk ekstremisme, sebelum diusir ke luar. Ini hanyalah salah satu isyarat tentang seberapa terpisah-pisahnya masyarakat ini.

Apa yang terjadi terhadap orang Swedia yang mengunjungi Irak dan Suriah, saya bertanya kepada Bostrom.

"Jumlahnya sekitar 311 orang, tetapi tidak seorang pun yang kembali, ditahan (oleh pihak berwajib). Saya pikir hukum terorisme kami tidak berjalan dengan baik," katanya.

Baru pada April dilakukan perubahan hukum yang menjadikan perjalanan ke luar negeri dengan maksud melakukan tindakan terorisme sebagai suatu pelanggaran hukum.

Klas Friberg, komandan polisi regional yang juga merupakan atasan Bostrom, mengatakan pemerintah menyadari masalah yang dihadapi dan mengetahui bahwa keamanan perlu diperbaiki di sejumlah kawasan, yang menjadi tempat masyarakat seperti ini terbentuk.

Namun, kenyataannya adalah bahwa anak muda berlatar belakang imigran menjadi radikal sekarang ini.

Mengapa seseorang yang dibesarkan di Gothenburg berkeinginan meninggalkan salah satu negara paling damai dan maju di dunia untuk bergabung dengan kelompok ekstremis di Timur Tengah?

Karena begitu banyaknya dari mereka tidak merasa sebagai warga Swedia. Jadi, kemungkinan pertanyaan yang lebih besar adalah, apakah integrasi dan percobaan keragaman budaya Swedia mengalami kegagalan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com