Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Gadis 9 Tahun Dilarikan ke Luar Negeri untuk Dinikahi Paksa

Kompas.com - 21/09/2016, 13:44 WIB

Namun, Arif Nabizada, aktivis masyarakat Australia-Afganistan dari kelompok etnis minoritas Hazara, mengatakan masalah ini tidak dibicarakan secara terbuka.

"Sepengetahuan saya, belum pernah saya mendengar hal mengenai pengantin anak, tapi yang menjadi keprihatinan saya adalah masalah perjodohan ini, terutama jika mereka dipaksakan,” katanya.

Ada kasus konflik, kata Nabizada, di mana gadis-gadis berusia 18 tahun menolak untuk menerima perjodohan.

"Banyak orang perlu mendapat pendidikan untuk memahami kalau pernikahan yang dipaksakan adalah illegal di Australia,” ujarnya.

Nabizada mengatakan, ada banyak alasan lain disamping praktek kebudayaan dibalik pernikahan yang diatur atau perjodohan ini.

"Terkadang keluarga berusaha untuk membawa saudara mereka dari luar negeri dan itu karena Afghanistan merupakan salah satu tempat paling berbahaya di bumi,” katanya.

Guru tidak tahu 

Presiden Dewan Kepala Sekolah Menengah NSW, Chris Presland, mengatakan, dirinya tidak mengetahui kenaikan kasus pengantin anak yang baru-baru ini terjadi.

"Siswa dan guru mereka memang memiliki hubungan yang dekat, sehingga apa pun yang mempengaruhi kesejahteraan siswa pasti akan dilaporkan," katanya.

Juru bicara oposisi untuk urusan Jasa Layanan Keluarga dan masyarakat, Tanya Mihaluk, mengatakan praktek pengantin anak atau kawin paksa itu menjijikkan.

"Jelas ada anggota masyarakat yang peduli atau guru yang menghubungi FACS," katanya.
“Hazzard perlu melakukan intervensi awal dalam memberikan perawatan darurat."

Hazzard mengatakan pendekatan holistik diperlukan, dengan koordinasi yang lebih baik oleh negara persemakmuran.

"Saya meminta Pemerintah Federal mendukung pemerintah negara bagian dan wilayah untuk mencoba dan menemukan solusi dari masalah ini."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com