Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Isaac, Saksi Sejarah Pengakuan Australia atas Kemerdekaan RI

Kompas.com - 17/08/2016, 08:00 WIB

"Kita tidak lebih dari menawarkan pasokan obat-obatan, menyediakan pangan karena adanya kekurangan pasokan beras di Jawa saat itu, juga adanya permintaan menyelesaikan masalah dan upaya perdamaian..."

Saat itu, Australia telah duduk di komite badan PBB dan termasuk salah satu negara yang mendesak agar kemerdekaan Republik Indonesia segera diakui.

Setelah PBB mengakui kemerdekaan Republik Indonesia pada 1949, Australia pun harus mengubah kebijakannya.

"Indonesia jadi negara paling penting secara geografis (bagi Australia) dengan pemerintahan baru dan pengakuan dari PBB di tahun 1949 menyebabkan situasi berubah. Australia harus menyesuaikan kepada pemerintahan baru Indonesia."

Profesor Joe Isaac yang lahir pada 1922, pernah mengenyam pendidikan sekolah dasar di Hindia Belanda, tepatnya di Semarang, Jawa Tengah.

Ia kemudian kembali ke Inggris, negara asalnya dan baru kembali ke Indonesia pada 1945 bersama misi delegasi Australia.

Bagi Profesor Joe, menjadi saksi sejarah saat Indonesia masih dibawah pemerintahan koloni, hingga merdeka dan menjadi negara berkembang saat ini, memberikan pemahaman sendiri soal kemerdekaan Indonesia.

"Perubahan yang besar, tidak hanya dalam hal pemerintahan, tetapi warganya sendiri dalam menjalankan negaranya, dihargai secara diplomatis sebagai bagian dari PBB," ucap Profesor Joe.

"Seperti anak kecil yang terus berkembang dan lari sendiri mengurus dirinya sendiri, mungkin itulah analogi saya (memaknai kemerdekaan)" pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com