Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Ilmu Teknik Sipil, Hasan Ciptakan Metode Praktis Belajar Bahasa Arab

Kompas.com - 09/08/2016, 19:51 WIB
Caroline Damanik

Penulis

KOMPAS.com/Caroline Damanik Hasan Alshaksir, seorang cendekiawan Muslim asal Victoria, Australia, sedang menjelaskan bahwa metode "Noon Arabic" bisa memudahkan para pemula dan anak-anak untuk belajar tulisan dan bahasa Arab. Buku dengan gambar yang atraktif menjadi salah satu faktor yang memudahkan.
Setiap buku yang dibuat Hasan dilengkapi gambar-gambar dan petunjuk untuk menuliskan aksara tertentu, sedangkan alat peraganya berbentuk lingkaran bertumpuk dari karton tebal dan bisa diputar.

Hasan mengatakan, pada buku seri pertama yang berjudul “The Alphabet”, para pemula bisa belajar mengenal huruf Arab melalui gambar hewan dan tumbuhan yang berbentuk menyerupai aksara Arab.

Dia sengaja memilih gambar yang menarik dan dekat dengan kehidupan sehari-hari agar anak-anak juga orang dewasa bisa dengan mudah mengingat bentuk huruf Arab lalu belajar menuliskannya. Selain itu, huruf-huruf Arab dibagi dalam sejumlah kategori sehingga para pemula bisa membedakan karakter huruf dengan cepat.

"Beberapa huruf di Bahasa Arab tidak ada persamaan bunyinya dalam Bahasa Inggris. Contohnya huruf Kha, Syin, Tsa, tidak ada bunyi-bunyi tersebut dalam Bahasa Inggris. Biasanya, anak-anak juga tidak bisa membedakan mana huruf Ha, mana huruf Kha," ucap pria keturunan Palestina ini.

Pada bagian ini, Hasan menekankan cara pengucapan huruf. Semua pelafalan huruf Arab dicari persamaannya dengan bunyi dari nama-nama benda dalam bahasa Inggris. Dengan demikian, anak-anak bisa lebih mudah mengingatnya. Hal ini menjadi indikator untuk mengetahui sejauh mana pelafalan telah dilakukan dengan benar.

“Misalnya ‘snake’ untuk ‘sa’, ‘zebra’ untuk ‘za’, dan ‘rabbit’ untuk ‘ra’,” ujarnya.

Pada buku seri kedua yang berjudul “Joining Forms”, para pemula yang sudah memahami aksara sederhana dan lafalnya diajak mengenal perubahan bentuk huruf Arab ketika berada di depan, tengah, dan akhir kata.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Salah satu alat peraga dalam "Noon Arabic", metode sederhana untuk belajar tulisan dan bahasa Arab, yang dikembangkan oleh Hasan Alshaksir, seorang cendekiawan Muslim dari Victoria, Australia.
Untuk memudahkan seorang pemula memahami, Hasan membuat alat peraga berbentuk lingkaran bertumpuk dari karton tebal dengan sumbu di tengahnya. Alat peraga ini bisa diputar sesuai dengan kelompok huruf berdasarkan perubahan yang diinginkan. Tiga kelompok bentuk huruf dibedakan dalam tiga warna, yaitu merah, oranye dan hijau.

Kelompok berwarna hijau, misalnya, diandaikan Hasan seperti lampu lalu lintas karena huruf dalam kelompok ini tidak akan mengalami perubahan meski ditempatkan di depan, tengah maupun akhir kata.

“Yang oranye ada beberapa perubahan bentuk, namun tidak semua berubah. Masih ada kemiripan bentuk huruf saat berada di depan, tengah maupun akhir, seperti Kha, Jim, Kho, dan Syin. Sedangkan yang merah mengalami perubahan saat di depan, tengah maupun belakang, seperti, Kaf, Lam, dan beberapa yang lain. Ini seperti irregular verb dalam bahasa Inggris," tuturnya.

Sementara itu, dalam buku seri ketiga berjudul “Forming Words”, Hasan menekankan  pembelajaran tentang pembentukan kata sederhana. Ada sejumlah lingkaran peraga lain yang dibuatnya khusus agar para pemula bisa berlatih membentuk kata sederhana dari tiga huruf.

Meski lebih rumit, Hasan menjamin, ini cara paling sederhana untuk menjelaskannya. Hasan mengatakan, dari metode sederhana ini, warga Muslim yang baru belajar bisa perlahan belajar dan tahu ada 26.800 kata yang bisa dibentuk.

“Mereka bisa belajar dengan gembira. Ini seperti game (permainan),” ungkapnya sambil tersenyum.

Belajar lebih mudah

KOMPAS.com/Caroline Damanik Haris (kiri) dan ayahnya, Imran, warga Muslim di Victoria, Australia, datang ke seminar yang menghadirkan Hasan Alshaksir, seorang cendekiawan Muslim di Australia. Hasan menciptakan metode belajar sederhana yang diberi nama “Noon Arabic” untuk mengenalkan tulisan dan bahasa Arab ke berbagai kalangan, baik orang dewasa maupun anak-anak, dengan mudah.
Imran Haris merasa bersyukur datang ke pertemuan yang menghadirkan Hasan di IREA.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com