Berdasarkan penjelasan Vance, flaperon terlihat dalam kondisi tepi yang bergerigi. Kondisi itu hanya terjadi jika seseorang mengarahkan pesawat melawan arus air.
"Tekanan air adalah satu-satunya hal yang bisa menyebabkan kondisi macam itu. Itu bukan patah. Jika patah, maka kita akan melihat potongan yang bersih, lagi pula kita pun tak akan mampu mematahkan benda ini," sambung dia.
Dia mengatakan, fakta bahwa flaperon memang difungsikan dalam posisi mendarat dalam kejadian ini sekaligus mengindikasikan ada yang mengendalikan pesawat hingga menghantam air.
"Anda tak bisa memanjangkan posisi flaperon dengan cara lain, kecuali ada orang yang mengendalikannya demikian," kata Vance.
"Seseorang telah mengendalikan pesawat itu masuk ke air," tegas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.