Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Anak-anak Albania Korban Tradisi Balas Dendam Berdarah

Kompas.com - 14/07/2016, 14:34 WIB

Namun, Gjin Marku mengatakan, aturan Kanun tak memicu pembunuhan ini. Dia menyebut pemerintah yang paling bertanggung jawab atas kelangsungan tradisi brutal ini.

"Saat institusi pemerintah tak bekerja, sistem hukum gagal, maka orang-orang ini tak menemukan solusi terhadap masalah mereka," ujar Marku.

Hal senada disampaikan pejabat ombudsman yang bertanggung jawab untuk menyudahi tradisi ini, Igli Totozani. Dia sepakat rangkaian pembunuhan ini bukan sekadar hasil sebuah tradisi.

"Di saat negara absen, balas dendam mengambil alih. Kami menghancurkan citra Albania dengan berpura-pura bahwa hal ini tidak ada,"ujar Totozani.

Sedikitnya 66 keluarga yang terdiri dari 157 orang, termasuk 44 anak-anak kini bersembunyi di pegunungan, berdasarkan sebuah laporan resmi yang dirilis pada April lalu.

Sekitar 57 keluarga bersembunyi di sekitar kota Skhodra dan laporan ke polisi terkait pembunuhan-pembunuhan ini sangat jarang dilakukan.

Gjin Marku mengatakan, secara bertahap fenomena balas dendam ini terus menurun tetapi diperkirakan sekitar 190 anak-anak masih terdampak dan 80 persen dari mereka tak bersekolah akibat tradisi brutal ini.

Pemerintah Albania terkesan enggan mengakui kondisi ini atau merilis jumlah warganya yang terdampak tradisi kuno itu karena khawatir akan merusak upaya negeri itu bergabung dengan Uni Eropa.

Yang jelas sebesar apapun masalahnya, ancaman balas dendam masih sangat tinggi di negara yang, menurut perkiraan terakhir, setengah juta rakyatnya memiliki senjata api.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com