Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Htin Kyaw, Presiden yang Pernah Dipenjara karena Berkelahi dengan Tentara...

Kompas.com - 15/03/2016, 20:00 WIB
Glori K. Wadrianto

Penulis

Sumber Time

Pengunduran diri itu dilakukan dua tahun setelah junta militer mengabaikan hasil pemilihan umum yang memenangkan NLD. 

Sejak saat itu, dia membangun reputasinya sebagai partisan bagi NLD. Dia memangku jabatan sebagai direksi di lembaga amal Suu Kyi, Daw Khin Kyi. Nama itu diambil dari nama ibu Suu Kyi.

Selama Suu Kyi menjalani tahanan rumah, Kyaw adalah figur yang menghubungkan Suu Kyi dengan dunia luar.

Masuk penjara
Pada tahun 2000, saat Suu Kyi sudah dibebaskan, Kyaw seharusnya ikut dengan Suu Kyi untuk melakukan perjalanan ke Kota Mandalay. 

Namun, berdasarkan data yang dilansir BBC, Htin Kyaw terlibat pertikaian dengan seorang prajurit militer di stasiun kereta. Dia lalu harus menghabiskan empat bulan hidupnya di penjara Insein, Yangon akibat insiden itu.

"Yang saya tahu, dia tidak pernah membeda-bedakan antara si miskin dan si kaya," kata rekan satu sel Kyaw Thein Swe yang sekarang pun duduk di kursi parlemen untuk NLD.

“Dia tidak tertarik dengan orang yang memiliki kekuasaan. Dia memperlakukan semua orang setara, dengan penuh rasa hormat," kata dia lagi.

"Presiden boneka"
Segala kepribadian tersebut dirasa cocok untuk melakat di figur seorang Kepala Negara. Dia nantinya akan bersanding dengan para pemimpin dunia di KTT Internasional misalnya. Tentu tak sulit baginya untuk membawa Myanmar di hadapan para pemimpin dunia.

Namun, kendati demikian, Kyaw tetaplah orang bawan Suu Kyi yang dipilih karena kesetiaannya. Dia diyakini tidak mungkin untuk membelok dari keinginan Suu Kyi.

Suu Kyi pun dengan tegas telah mengungkapkan bahwa dialah yang akan mengontrol jalannya lembaga kepresidenan di negeri itu.

Meski, hingga saat ini belum jelas terungkap apakah Suu Kyi akan memegang sebuah posisi di pemerintahan selain menjadi "dalang" di pemerintahan.  

Maka, dengan semua hal penting itu, Suu Kyi lah yang akan menjadi pemimpin baru negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com