Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Htin Kyaw, Presiden yang Pernah Dipenjara karena Berkelahi dengan Tentara...

Kompas.com - 15/03/2016, 20:00 WIB
Glori K. Wadrianto

Penulis

Sumber Time
KOMPAS.com - Selasa, 15 Maret 2016 menjadi hari yang bersejarah bagi Myanmar, yang mendapat presiden baru, setelah lebih dari 50 tahun negara itu dikuasai oleh militer.

Hari bersejarah itu pun tentu berlaku bagi Aung San Suu Kyi. Tokoh pro demokrasi yang memimpin Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) itu "sukses" menempatkan pembantu setianya, Htin Kyaw untuk menjadi Presiden. 

Namun tak banyak yang mengenal Htin Kyaw. Siapa dia?

Pada, 13 November 2010 silam. Beberapa hari setelah penguasa militer menggelar pemilu yang cacat demi menjadikan mereka mayoritas di parlemen, Aung San Suu Kyi dibebaskan dari tahanan rumah.

Selama dua dekade Suu Kyi menghabiskan hidupnya di tempat pengasingannya di sebuah vila di Inya lake, Yangon.

Banyak orang menyambut antusias kabar pembebasan wanita itu. Semua mata mengarah kepada Suu Kyi, yang berusaha berbicara lantang di tengah sesaknya kerumunan orang.

“Kita sudah lama tidak bertemu, tentu banyak sekali hal yang bisa kita bicarakan saat ini," ungkap Suu Kyi seperti dilansir laman BBC kala itu.

Pemenang hadiah Nobel perdamaian itu pun mengingatkan agar bangsa Myanmar bekerja bersama. "Hanya dengan cara itu kita bisa mencapai tujuan kita,' ungkap dia lagi.

"Pinggir frame"
Sepanjang dia berbicara, ada seorang pria dengan kemeja putih yang berdiri di sisi kanan bahu Suu Kyi. Tentu tak banyak yang menaruh perhatian kepada sosok itu.

Sejumlah foto dari kejadian hari itu menggambarkan kedekatan Suu Kyi dengan pria tadi. Terlihat Suu Kyi itu berbicara dekat di telinga lelaki itu.

Dia adalah pembantu setia Suu Kyi, Htin Kyaw. Para juru foto pun mengabadikan momen saat Htin Kyaw membukakan jalan untuk Suu Kyi demi menembus kerumuhan massa saat itu.

Siapa yang menduga, setelah lima tahun berada di "pinggir frame" foto, kini lelaki itu akan segera berada di tengah "frame". 

Dia menjadi sosok Presiden sipil yang akan mulai berkuasa pada 1 April 2016 mendatang.

Lelaki yang kini menginjak usia 70 tahun itu setia mendampingi penjuangan Suu Kyi sejak masa pengasingan, hingga wanita itu memimpin NLD dan mencapai kemenangan dalam pemilu pada akhir tahun 2015 lalu. 

Dengan kemenangan mutlak itu, Htin Kyaw pun tentu menyadari bahwa sesungguhnya, Suu Kyi lah yang memiliki hak untuk memegang jabatan sebagai Presiden.

Namun nasib berkata lain. Berdasarkan konstitusi tahun 2008, ada regulasi yang memang dibuat untuk mengganjal langkah Suu Kyi menjadi orang nomor satu di negeri itu.

Dalam undang-undang itu diatur, bahwa bagi mereka yang memiliki keluarga dekat berkebangsaan asing, tidak dapat menjadi Kepala Negara. Suu Kyi menikah dengan lelaki di Briton, Inggris dan mempunyai dua anak lelaki yang tinggal di sana, dan berkewarganegaraan Inggris.

Pengganti Suu Kyi
Saat ini, NLD menggunakan kursi mayoritas di parlemen untuk memilih Htin Kyaw sebagai Presiden 'menggantikan' Suu Kyi.

Kyaw mendapatkan 360 suara dari 652 pemilih di parlemen, termasuk dari fraksi militer yang menduduki 25 persen kursi. 

Dengan kemenangan itu, Htin Kyaw pun menyudahi dominasi politik militer yang berlangsung setengah abad lebih di negara itu, tepatnya 54 tahun.

Peralihan kekuasaan dari militer ke tangan pemimpin sipil ini pun berjalan damai, tanpa gejolak. Ini pun tentu menjadi contoh peralihan kekuasaan yang baik bagi negara-negara lain di kawasan.

Hingga beberapa minggu yang lalu, tak banyak orang yang mengenal sosok Htin Kyaw. Bahkan, selama masa kampanye, nama dia tidak muncul di antara nama kandidat Presiden untuk NLD.

Dia pun tak pernah muncul di depan publik untuk memberikan pidato politiknya.  Kendati demikian, warga yang dengan cepat menjatuhkan pilihan kepada dia.

Melalui meme di sosial media, warga mendeklarasikan Htin Kyaw sebagai "Presiden Baru Myanmar".

Seorang sejarawan di Myanmar Thant Myint-U memuji pilihan Suu Kyi. Dia menyebut Htin Kyaw sebagai sosok yang dihormati, memiliki integritas tinggi, dan merupakan orang yang baik.

Bukan supir tapi teman sekolah
Bahkan, warga di Myanmar melalui sosial media mengungkapkan kekecewaannya dengan penyebutan status supir kepada sang Presiden di media-media internasional. Htin Kyaw bukan supir Suu Kyi, meski sesekali dia pernah menyupiri wanita itu. 

Htin Kyaw disebut disebut lebih dari itu. Mereka pun lalu merujuk kepada pengabdian Kyaw selama bertahun-tahun demi membangun demokrasi di Myanmar.  

Catatan biografi komprehensif tentang Kyaw hingga kini belum dibuat. Namun sebuah laporan mengungkap, Kyaw dan Suu Kyi pernah menuntut ilmu di sekolah yang sama, di Methodist English High School di Yangon.

Kyaw adalah adik kelas satu tahun di bawah Suu Kyi. Dia kemudian menempuh pendidikan tinggi ekonomi, sebelum mengambil jurusan komputer sains di University of London.

Htin Kyaw pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan mulai dari pertengahan era 1970-an. Dia bekerja di Kementerian Industri dan Hubungan Luar Negeri. Namun, pada tahun 1992 dia mengundurkan diri.

Pengunduran diri itu dilakukan dua tahun setelah junta militer mengabaikan hasil pemilihan umum yang memenangkan NLD. 

Sejak saat itu, dia membangun reputasinya sebagai partisan bagi NLD. Dia memangku jabatan sebagai direksi di lembaga amal Suu Kyi, Daw Khin Kyi. Nama itu diambil dari nama ibu Suu Kyi.

Selama Suu Kyi menjalani tahanan rumah, Kyaw adalah figur yang menghubungkan Suu Kyi dengan dunia luar.

Masuk penjara
Pada tahun 2000, saat Suu Kyi sudah dibebaskan, Kyaw seharusnya ikut dengan Suu Kyi untuk melakukan perjalanan ke Kota Mandalay. 

Namun, berdasarkan data yang dilansir BBC, Htin Kyaw terlibat pertikaian dengan seorang prajurit militer di stasiun kereta. Dia lalu harus menghabiskan empat bulan hidupnya di penjara Insein, Yangon akibat insiden itu.

"Yang saya tahu, dia tidak pernah membeda-bedakan antara si miskin dan si kaya," kata rekan satu sel Kyaw Thein Swe yang sekarang pun duduk di kursi parlemen untuk NLD.

“Dia tidak tertarik dengan orang yang memiliki kekuasaan. Dia memperlakukan semua orang setara, dengan penuh rasa hormat," kata dia lagi.

"Presiden boneka"
Segala kepribadian tersebut dirasa cocok untuk melakat di figur seorang Kepala Negara. Dia nantinya akan bersanding dengan para pemimpin dunia di KTT Internasional misalnya. Tentu tak sulit baginya untuk membawa Myanmar di hadapan para pemimpin dunia.

Namun, kendati demikian, Kyaw tetaplah orang bawan Suu Kyi yang dipilih karena kesetiaannya. Dia diyakini tidak mungkin untuk membelok dari keinginan Suu Kyi.

Suu Kyi pun dengan tegas telah mengungkapkan bahwa dialah yang akan mengontrol jalannya lembaga kepresidenan di negeri itu.

Meski, hingga saat ini belum jelas terungkap apakah Suu Kyi akan memegang sebuah posisi di pemerintahan selain menjadi "dalang" di pemerintahan.  

Maka, dengan semua hal penting itu, Suu Kyi lah yang akan menjadi pemimpin baru negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com