Perempuan ini belajar teologi dan klasik di Universitas Cambridge, tetapi menjadi terpancing oleh sumo lebih dari 40 tahun yang lalu setelah melihatnya sekilas di televisi.
Perempuan berusia 83 tahun ini hidup dan bekerja di Tokyo serta menulis tentang sumo untuk surat kabar dan majalah. Ia juga memberikan komentar dalam bahasa Inggris di televisi Jepang.
Doreen terkesan malu-malu untuk menyebut dirinya ahli dalam bidang olahraga, meski ia telah menyaksikan setiap perkembangan bidang ini sejak tahun 1974.
"Saya tak sepakat tentang semua omong kosong tentang 'kuno' dan ini, itu, serta yang lain. Anda menyukainya atau tidak," sebutnya.
Doreen juga telah menjadi penyandang dana dari salah satu pusat pelatihan sumo di Tokyo selama lebih dari 20 tahun.
"Banyak orang mencoba untuk membuatnya tak pernah berubah selama berabad-abad, tetapi tentu saja itu berubah sepanjang waktu," ungkapnya.
Ia lantas menyambung, "Ini tentang mengetahui orang, memahami kepribadian."
Sebuah daerah pinggiran di sebelah timur Tokyo, yang disebut Ryogoku, adalah jantung dari sumo profesional.
Dekat dengan stadion sumo nasional adalah pusat latihan sumo yang dikenal sebagai Dewanoumi, tempat 18 pegulat sumo hidup dan berlatih.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.