Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek 83 Tahun Ini Jadi Komentator Sumo Selama Dua Dekade

Kompas.com - 10/02/2016, 18:49 WIB
KOMPAS.com — Ini adalah sebuah perpaduan yang hampir mustahil, olahraga kuno sumo dan perempuan tua mungil asal Nottingham, Inggris. Namun, begitulah sosok Doreen Simmons.

Perempuan ini belajar teologi dan klasik di Universitas Cambridge, tetapi menjadi terpancing oleh sumo lebih dari 40 tahun yang lalu setelah melihatnya sekilas di televisi.

Perempuan berusia 83 tahun ini hidup dan bekerja di Tokyo serta menulis tentang sumo untuk surat kabar dan majalah. Ia juga memberikan komentar dalam bahasa Inggris di televisi Jepang.

Doreen terkesan malu-malu untuk menyebut dirinya ahli dalam bidang olahraga, meski ia telah menyaksikan setiap perkembangan bidang ini sejak tahun 1974.

"Saya tak sepakat tentang semua omong kosong tentang 'kuno' dan ini, itu, serta yang lain. Anda menyukainya atau tidak," sebutnya.

Doreen juga telah menjadi penyandang dana dari salah satu pusat pelatihan sumo di Tokyo selama lebih dari 20 tahun.

"Banyak orang mencoba untuk membuatnya tak pernah berubah selama berabad-abad, tetapi tentu saja itu berubah sepanjang waktu," ungkapnya.

Ia lantas menyambung, "Ini tentang mengetahui orang, memahami kepribadian."

Sebuah daerah pinggiran di sebelah timur Tokyo, yang disebut Ryogoku, adalah jantung dari sumo profesional.

Dekat dengan stadion sumo nasional adalah pusat latihan sumo yang dikenal sebagai Dewanoumi, tempat 18 pegulat sumo hidup dan berlatih.

Perempuan tak diizinkan untuk tinggal di pusat itu kecuali mereka adalah istri atau anak perempuan dari master atau pemilik pusat pelatihan.

Jika pegulat sumo ingin menikah, ia harus terlebih dahulu meminta izin dari sang master dan kemudian pindah ke akomodasi baru dalam jarak dekat (berjalan kaki) dari pusat pelatihan.

"Ini adalah cara hidup yang total. Anda pergi ke sumo beya (pusat pelatihan) dan itu adalah rumah dan keluarga Anda. Master pusat pelatihan dalam arti yang sangat nyata adalah orangtua Anda," jelas Doreen.

Kembalinya pegulat sumo yang lincah

Doreen mengatakan, ia telah melihat banyak perubahan di sumo, mulai dari menontonnya, terutama dalam campuran etnis dari pegulat.

Dalam dekade terakhir, olahraga ini telah didominasi oleh para pesaing Mongolia.

"Warga Mongolia menghidupkan kembali pegulat sumo yang lincah. Mereka juga membawa kembali apa yang telah dikenal sebagai perasaan lapar," tutur Doreen.

Ia tak setuju dengan kritik bahwa pegulat asing telah merusak atau mengambil alih olahraga tersebut.

"Ketika salah seorang pegulat Mongolia ini melakukan sumo dengan baik dan menang, orang-orang yang bersorak-sorai adalah warga Jepang," katanya.

Doreen menambahkan, mereka yang mengkritik sumo sering kali hanya mengikuti olahraga ini dari jauh.

Doreen akan merayakan ulang tahun ke-84-nya pada bulan Mei dan mengatakan bahwa ia sudah tahu bagaimana ia akan menghabiskan hari istimewanya itu.

Pegulat Kyokutenho memotong rambut panjangnya untuk melambangkan awal pensiunnya dari sumo dan akan ada upacara khusus untuk menandai peristiwa itu.

Namun, Doreen mengatakan, ia tak mempertimbangkan acara yang sama untuk menandai masa pensiunnya sendiri.

"Semuanya begitu mengagumkan. Saya hanya ingin melanjutkan selama mungkin, tetapi saya tak tahu berapa lama lagi waktu yang saya punya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com