Perempuan tak diizinkan untuk tinggal di pusat itu kecuali mereka adalah istri atau anak perempuan dari master atau pemilik pusat pelatihan.
Jika pegulat sumo ingin menikah, ia harus terlebih dahulu meminta izin dari sang master dan kemudian pindah ke akomodasi baru dalam jarak dekat (berjalan kaki) dari pusat pelatihan.
"Ini adalah cara hidup yang total. Anda pergi ke sumo beya (pusat pelatihan) dan itu adalah rumah dan keluarga Anda. Master pusat pelatihan dalam arti yang sangat nyata adalah orangtua Anda," jelas Doreen.
Kembalinya pegulat sumo yang lincah
Doreen mengatakan, ia telah melihat banyak perubahan di sumo, mulai dari menontonnya, terutama dalam campuran etnis dari pegulat.
Dalam dekade terakhir, olahraga ini telah didominasi oleh para pesaing Mongolia.
"Warga Mongolia menghidupkan kembali pegulat sumo yang lincah. Mereka juga membawa kembali apa yang telah dikenal sebagai perasaan lapar," tutur Doreen.
Ia tak setuju dengan kritik bahwa pegulat asing telah merusak atau mengambil alih olahraga tersebut.
"Ketika salah seorang pegulat Mongolia ini melakukan sumo dengan baik dan menang, orang-orang yang bersorak-sorai adalah warga Jepang," katanya.
Doreen menambahkan, mereka yang mengkritik sumo sering kali hanya mengikuti olahraga ini dari jauh.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.