Akhirnya, ia melihat pria yang ia tunggu, yaitu suaminya. Saat ia melangkah keluar dari mobilnya, suaminya sangat ketakutan.
Rukundo ingat suaminya berkata, "Apakah mata saya salah? Apakah itu hantu?"
"Kejutan...! Saya masih hidup!" jawab sang istri.
Bukannya merasa gembira, pria itu justru tampak ketakutan.
Lima hari sebelumnya, si suami telah memerintahkan sekelompok pembunuh bayaran untuk membunuh Rukundo, pasangan hidupnya selama 10 tahun.
Para pembunuh itu melakukan perintah tersebut dengan baik, setidaknya mereka mengaku telah melaksanakannya. Mereka bahkan telah menerima bayaran ribuan dollar karena mengaku telah berhasil melaksanakan kejahatan yang diminta.
Namun, istrinya kini justru berdiri di hadapannya. Dalam wawancara dengan BBC, Kamis (4/2/2016), Rukundo ingat bagaimana suaminya menyentuh bahunya untuk memastikan apakah ia manusia. Setelah melompat, suaminya mulai berteriak dan meminta maaf.
Namun, sudah terlambat untuk maaf. Rukundo telah menelepon polisi. Si suami, Balenga Kalala, akhirnya mengaku bersalah dan dijatuhi hukuman penjara sembilan tahun karena percobaan pembunuhan. Demikian menurut Australian Broadcasting Corp (ABC).
Akhir yang bahagia itu—setidaknya kebahagiaan untuk sebuah drama ketika seorang pria telah mencoba untuk membuat istrinya tewas terbunuh—dapat terjadi karena tiga pembunuh bayaran yang memiliki prinsip, karena bantuan seorang pendeta, dan karena seorang wanita yang sangat berani, yaitu Rukundo sendiri.
Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Masalah Rukundo dimulai hampir tepat setahun lalu, ketika ia terbang dari rumahnya di Melbourne dengan suaminya, Kalala, untuk menghadiri pemakaman di Burundi, kota asalnya. Ibu tiri dari Rukundo meninggal dunia, dan hal itu membuatnya sedih serta tertekan. Ia kembali ke kamar hotelnya di Bujumbura, yang terletak di ibu kota, menjelang malam. Merasa begitu putus asa, ia memutuskan untuk berbaring.
Kemudian, suaminya menelepon.
"Dia mengatakan kepada saya untuk keluar mencari udara segar," katanya kepada BBC.
Saat Rukundo melangkah keluar dari hotelnya, seorang pria maju dan menodongkan pistol ke arahnya.