Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Heroik Dosen Hadang Serangan Taliban di Universitas di Pakistan

Kompas.com - 21/01/2016, 10:03 WIB

Dia telah menghabiskan waktu tiga tahun di Inggris untuk meraih gelar PhD, kata pejabat itu.

Mohammad Shazeb, seorang mahasiswa ilmu komputer berusia 24 tahun, mengatakan kepada AFP bahwa Husain gemar berkebun dan sering bercanda dengan para mahasiswa. Husain, kata Shazeb, sering menganjurkan kepada mereka untuk belajar berkebun saat mereka menganggur.

"Dia punya pistol 9mm dan pernah memberitahu kami kisah perjalanannya berburu," kata Shazeb.

Husain juga tidak pernah melewatkan pertandingan kriket bersama mahasiswa. Shazeb menambahkan, "Ketika seseorang membuatnya tidak senang dalam pertandingan, dia akan bercanda, "Ingat Nak, saya punya pistol'".

Ucapan duka cita juga disampaikan di dunia maya untuk dosen itu, yang pemakaman diadakan di desa asalnya di Swabi pada Rabu sore.

"Martyr of #education: Prof Hamid yang dibunuh para teroris di# BachaKhanUniversity#Pakistan," kicau wartawan dan akademisi Raza Rumi Ahmad di Twitter.

Presiden Pakistan Mamnun Hussain menyatakan kesedihan dan belasungkawanya kepada keluarga dosen itu.

Polisi mengatakan, sedikitnya 21 orang tewas dalam serangan di universitas Bacha Khan. Pasukan keamanan menewaskan semua penyerang yang berjumlah empat orang. Belum jelas apakah mereka termasuk dalam jumlah 21 orang yang tewas tersebut.

Sebuah faksi Taliban Pakistan telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, meskipun pemimpinan utama yang memayungi kelompok itu mengecam serangan tersebut sebagai aksi yang "tidak Islami".

Guru-guru di Pakistan barat laut telah diberi izin untuk membawa senjata api di dalam kelas setelah militan Taliban membantai lebih dari 150 orang, sebagian besar anak-anak, di sebuah sekolah di kota Peshawar tahun 2014. Serangan terhadap sebuah sekolah yang dikelola militer di kota itu, sekitar 50 kilometer dari Charsadda, merupakan serangan yang paling mematikan dalam sejarah Pakistan. Ketika itu militan bersenjata berat menyisir ruangan per ruangan untuk membantai para siswa dan staf.

Asosiasi guru telah menyatakan keberatan dengan kebijakan mempersenjatai staf. Mereka mengatakan, bukan tugas mereka untuk bertempur dengan militan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com