Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Calais Ancam Buka Perbatasan Perancis dan Biarkan Migran Banjiri Inggris

Kompas.com - 14/08/2015, 11:37 WIB

Dershin, yang juga pernah diancam di bawah todongan senjata oleh para penyelundup di kamp itu, mengatakan, reputasi kepolisian di dua sisi terancam oleh kurangnya kerja sama.

"Masalah ini tergantung pada reputasi polisi Inggris dan Perancis bahwa kita berbagi informasi dan berbagi sumber daya," katanya.

"Saya tidak ragu bahwa pendapat publik di Inggris, seperti juga di Perancis, yaitu para penjahat Inggris itu harus dihentikan segera. Kita semua menginginkan hal yang sama, tetapi saat ini tidak ada kerja sama dari pihak Inggris. Saya akan mendesak polisi Inggris untuk datang ke Perancis dan bertemu kami untuk membantu mengatasi masalah ini. Saya kira alasan mereka tidak datang dan bertemu kami sesering yang dilakukan Belgia adalah karena mereka harus naik feri ke sini, bukan hanya mengemudi ke perbatasan. Kita hanya bisa menghentikan para penjahat ini jika kita bekerja sama dan bekerja sebagai satu operasi dengan bantuan dari kedua belah pihak."

Sementara itu, warga Perancis di daerah Calais mengungkapkan, mereka terpaksa menyewa keamanan ekstra setelah ada intimidasi dari para penyelundup dan migran.

Seorang pria 48 tahun mengatakan kepada The Telegraph bahwa dia terpaksa menghabiskan dana 2.500 euro untuk membangun dinding setinggi dua meter demi menghentikan kaum migran bersembunyi dari kejaran polisi di pohon-pohon di luar rumahnya.

Ludovic, yang rumahnya terletak di Calais barat dan menghadap jalur kereta api, mengatakan, "Setiap malam para migran datang ke sini dalam perjalanan menuju rel kereta api. Saya punya cukup banyak pohon besar di kebun saya dan para migran berjalan dan bersembunyi di situ ketika dikejar polisi. Saya membangun dinding setinggi dua meter untuk menghentikan mereka. Biaya pembangunannya 2.500 euro, biaya yang cukup banyak buat saya, tetapi saya perlu untuk meningkatkan keamanan saya. Masalah ini sudah berlangsung terlalu lama. Ini berbahaya karena Anda tidak tahu siapa mereka. Krisis ini merupakan masalah bersama dan saya pikir polisi Inggris harus berada di sini untuk membantu."

Madeleine Darneux, 39 tahun, mengatakan, dia merasa terancam oleh para penyelundup yang mondar-mandir di dekat rumahnya di desa Fréthun. Para penyelundup itu menggunakan mobil-mobil mewah dengan jendela hitam.

"Saya beruntung karena saya tinggal jauh dari jalur kereta api, jadi saya hanya melihat para migran berjalan di ladang dan jalur kereta api. Tetapi, saya sedikit terintimidasi oleh mobil-mobil berpelat nomor Inggris yang berseliweran di sini pada malam hari. Saya punya anjing penjaga yang menyalak sangat keras dan akan menggigit mereka jika mereka mencoba datang ke sini. Isu migran merupakan masalah kemanusiaan, saya tidak ingin mengkritik mereka. Mereka datang ke sini karena mereka putus asa."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com