Pemilihan presiden ditunda selama enam pekan untuk memberi waktu bagi pasukan multinasional mengamankan wilayah timur laut negeri itu yang kini berada di bawah kendali Boko Haram.
Jika pemilihan presiden tetap digelar sesuai jadwal sementara Boko Haram masih menduduki sebagian besar wilayah timur laut Nigeria maka dikhawatirkan jutaan orang tidak bisa memberikan suara mereka.
Serangan besar-besaran yang melibatkan jet-jet tempur dan pasukan darat dari Chad dan Nigeria dalam 10 hari ini telah berhasil mengusir Boko Haram dari belasan kota dan desa yang sempat dikuasi kelompok militan itu.
Sebelumnya para pejabat pemerintah sudah menyerukan penundaan pemilihan presiden. Usulan ini ditentang kelompok koalisi oposisi yang dipimpin mantan diktator militer Muhammadu Buhari.
Penundaan ini juga memberi waktu bagi pihak penyelenggara untuk mengirimkan sebanyak 30 juta kartu suara. Saat ini lebih dari separuh logistik pemilu belum terkirim untuk 68,8 pemilih terdaftar.
Pemilihan presiden Nigeria sendiri dikhawatirkan akan diwarnai kekerasan, sebab pendukung kedua kandidat kuat yaitu petahana Goodluck Jonathan dan pesaingnya Muhammadu Buhari sama-sama mengancam akan berlaku rusuh jika jagoan mereka kalah.
Pada 2011, kerusuhan melanda wilayah utara Nigeria yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Saat itu 800 orang tewas dalam kerusuhan setelah Buhari kalah dalam pemilihan presiden dari Goodluck Jonathan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.