Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Uganda Bunuh Buaya Pemangsa Istrinya

Kompas.com - 04/02/2015, 15:20 WIB

Seorang penjaga hutan dari Wildlife Authority, Uganda, Oswald Tumanya, mengatakan, buaya itu memiliki panjang lebih dari 4 meter dan berat sekitar 600 kg.

"Saya sangat ketakutan, tetapi yang membantu saya adalah tombak," kata Batambuze.

Ia mengikat seutas tali di ujung tombak sehingga begitu mata tombak berada di tubuh buaya, ia bisa menariknya dan melukai daging si buaya.

"Saya menusukkan tombak ke bagian samping tubuh buaya itu dan teman-teman saya melempari batu ke punggungnya. Hewan itu kemudian membuka mulutnya dan berusaha menyerang saya."

"Pertempuran itu berlangsung sangat berat dan kami diliputi ketakutan. Namun, saya sudah bertekad dan saya tidak takut mati. Saya hanya ingin buaya itu mati."

Setelah satu setengah jam bertarung, buaya itu akhirnya mati.

Kelelahan, mereka berjalan kembali ke desa. "Semua orang kaget. Apa yang mengejutkan mereka adalah betapa besarnya 'monster' itu. Bukan buaya biasa. Buaya itu sangat besar. Orang-orang menyebut saya serta teman-teman saya sebagai pahlawan," katanya.

Bangkai hewan itu dibawa ke Universitas Makarere di Kampala untuk diteliti oleh dokter hewan Wilfred Emneku.

Emneku mengatakan, ia menemukan tulang kering di dalam perut buaya tersebut dan meski ia yakin bahwa tulang itu milik manusia, ia tidak bisa sepenuhnya yakin.

"Setelah 12 minggu... dalam kondisi normal, sangat tidak mungkin tulang dari makanan yang sama bisa bertahan di dalam perut," kata dia.

Meski Batambuze kini menjadi selebriti di desanya, ia tetap tidak bisa memakamkan istrinya dengan layak.

"Di dalam hati, saya sangat depresi karena saya kehilangan istri dan janin yang sedang dikandungnya," tuturnya.

"Namun, warga desa di sini terus mengatakan, 'Terima kasih karena membunuh binatang itu. Sungai itu adalah tempat kami mencari air dan kami yakin buaya itu akan memangsa orang lain. Terima kasih banyak, Anda telah melakukan pekerjaan yang hebat."

"Saya dianggap pahlawan di sini. Orang-orang terus berterima kasih kepada saya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com