Pernyataan itu menimbulkan keraguan atas teori selama ini bahwa semua penumpang dan awak MH17 tewas seketika setelah dihantam rudal.
Laporan awal bulan lalu menyebutkan, MH17 pecah berkeping-keping oleh suatu "benda" yang "menembus pesawat dengan kecepatan tinggi".
Timmermans menyebut soal masker oksigen itu di sebuah program TV Belanda, setelah pewawancara mempertanyakan pidatonya di PBB, empat hari setelah ditembak jatuhnya MH17 pada 17 Juli.
Saat pidato di DK PBB, Timmermans membayangkan horor yang dialami penumpang, "tatkala mereka tahu bahwa pesawat itu sedang jatuh," dan apakah mereka sempat saling menatap satu sama lain" di saat terakhir, dengan salam perpisahan yang tak terucapkan."
Saat-saat penghabisan
Dalam wawancara Rabu (8/10/2014) malam, wartawan TV Belanda mempertanyakan, apakah ia dengan kalimat di pidato itu menciptakan gambaran yang sebetulnya tak pernah terjadi.
Timmermans menjawab, "O, ya? Anda yakin tentang hal itu?"
Lalu, ia mengakui bahwa mereka yang berada di dalam pesawat, yang 196 di antaranya warga Belanda, kemungkinan tak melihat rudal itu menghantam pesawat.
"Tetapi, tahukah Anda, bahwa ada seorang yang ditemukan mengenakan masker oksigen di mulutnya—jadi mereka punya waktu untuk mengenakannya?" kata Timmerman.
Ia melanjutkan, segala kemungkinan masih terbuka tentang saat-saat terakhir 298 korban tewas itu.
Sejauh ini, hasil penyelidikan resmi tidak menyebut-nyebut tentang adanya masker oksigen yang dikenakan salah seorang korban pesawat Malaysia tujuan Amsterdam-Kuala Lumpur itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.