Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditabrak Taksi di Melbourne, Warga Indonesia Kini Hidup dengan Satu Kaki

Kompas.com - 24/07/2014, 11:17 WIB

Yeni mengaku tidak percaya ketika mendengar kabar tentang suaminya dan shock ketika melihat keadaan suaminya di rumah sakit. Namun, Yeni mengaku hanya bisa pasrah kepada kehendak dan rencana Tuhan.

"Hari pertama itu, kaki memang belum diamputasi. Tetapi, karena peredaran darahnya nggak jalan, terpaksa diamputasi," ujar Yeni.

Setelah tertabrak, Ismail memang mengalami banyak masalah dengan otot dan sarafnya sehingga dia harus melewati berbagai operasi untuk menyambungkan otot, tulang, dan sarafnya sebelum kemudian keputusan untuk amputasi bisa diambil.

"Waktu saya habis tertabrak itu, suara saya nggak keluar. Katanya pita suara saya putus," ujarnya.

"Sakit sekali waktu kejadian, dan saya sadar diri selama perjalanan hingga dibius, sakit. Ketika itu di ambulans saya minta air putih, habis saya minum sedikit lega rasanya," kata Ismail.

Ismail yang sudah memiliki anak berumur tiga tahun ini terpaksa menjalani bulan Ramadhan di Melbourne. Terlepas dari itu, dia merasa bersyukur atas dukungan dari banyak komunitas Indonesia di Melbourne yang sering menjenguknya.

"Setiap sore itu biasanya ada yang ngirim makanan untuk berbuka puasa," tambahnya lagi.

Ismail dan Yeni mengaku sangat bahagia dengan dukungan yang diberikan dari komunitas Indonesia yang ada di Melbourne dan juga dari pihak konsulat yang menurut mereka sangat membantu.

"Dari saya datang sampai sekarang, alhamdullilah ada yang bantu," tambah Yeni.

Tidak hanya memberi dukungan secara mental, Komunitas Surau Kita, salah satu komunitas Muslim Indonesia di Melbourne, terus memberikan dukungan, termasuk mempersiapkan supaya Ismail dapat beribadah untuk hari raya Idul Fitri di Melbourne.

Rencananya Ismail akan dibawa untuk melaksanakan ibadah shalat Idul Fitri di daerah Brunswick, yang memang tidak jauh dari lokasi RS Royal Melbourne.

Segala biaya perawatan Ismail di RS dan selama rehabilitasi ditanggung oleh TAC (Transport Accident Commission). Inilah komisi yang mengurusi kecelakaan lalu lintas di Australia.

Untuk ke depannya, TAC juga akan menanggung biaya hingga rehabilitasinya selesai dan hingga Ismail dapat berjalan kembali dengan kaki palsu.

Tidak hanya itu, perusahaan tempat dia bekerja juga telah membiayai kedatangan sang istri ke Melbourne. Bulan depan, sang istri akan kembali ke Indonesia untuk menjemput anak mereka yang kini berusia tiga tahun.

Fasilitas yang disediakan dari pusat rehabilitasi sendiri cukup baik. Hingga saat ini, Ismail mendapatkan perawatan fisioterapi secara rutin dan yang juga dihadiri oleh penerjemah untuk membantunya berkomunikasi dengan terapis.

Untuk dapat berjalan kembali, sepertinya Ismail masih memerlukan waktu cukup lama. Ketika ditanya kapan bisa pulang, Ismail dan istrinya mengaku belum tahu. Menurut mereka, masih dibutuhkan waktu empat minggu agar kaki kanannya dapat berdiri lagi.

"Kalau kaki kanan sudah bisa menapak, baru bisa dipasang kaki palsunya," kata Yeni. Masih butuh waktu lama.

Namun, Ismail memang terbilang orang yang sabar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com