Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Pamer Kapal Induk kepada Menhan AS

Kompas.com - 07/04/2014, 14:46 WIB
QINGDAO, KOMPAS.COM - China akan memamerkan kapal induk barunya kepada Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, Senin (7/4/2014). Hal itu memungkinkan kepala Pentagon tersebut melihat langsung simbol pertumbuhan kekuatan militer China.

Hagel tiba di kota pelabuhan Qingdao untuk memulai tur tiga hari di China dengan kunjungan ke kapal induk di pangkalan angkatan laut Yuchi. Hagel akan menjadi orang asing pertama yang diizinkan naik ke kapal yang sering dirahasiakan oleh Tentara Pembebasan Rakyat China (TPRC) itu, kata sejumlah pejabat.

Kunjungan ke kapal induk itu dinilai penting saat Washington berusaha untuk menjalin dialog dengan para petinggi China guna meredakan ketegangan dan mendorong Beijing lebih terbuka tentang militernya, kata seorang pejabat senior pertahanan AS. "Kami meminta hal itu dan mereka setuju," kata pejabat itu, yang tidak mau disebut jatidirinya.

Kapal induk itu, Liaoning, "melambangkan ambisi TPRC memproyeksikan kekuatan angkatan laut," kata pejabat itu.

Setibanya di Qingdao, Hagel disambut perwira militer China dan duta besar AS Max Baucus.

Liaoning merupakan bekas kapal perang buatan Soviet yang berbasis di Ukraina. Kapal itu dibeli China dan dirombak lagi. Perombakan selesai September 2012 dalam sebuah tonggak simbolis bagi perluasan kekuatan militer negara itu.

China juga dikabarkan telah mulai membangun kapal induk kedua dari empat kapal induk yang direncanakan, di tengah rencana untuk mulai mengoperasikan unit udara yang terdiri dari sekitar 30 pesawat yang berbasis di Liaoning pada awal tahun depan.

Tidak seperti kapal induk Amerika, Liaoning tidak bertenaga nuklir dan berjangkauan lebih pendek. Kapal itu juga tidak memiliki sistem ketapel untuk meluncurkan pesawat tetapi hanya sebuah medan miring.

Namun Liaoning tetap memperkuat citra China sebagai kekuatan militer dengan jangkauan global dan dapat digunakan dalam konfrontasi dengan negara-negara yang lebih kecil yang punya sengketa teritorial dengan Beijing, kata sejumlah analis.

Kemunculan kapal induk itu juga bersamaan dengan investasi besar dalam kapal selam, rudal anti-kapal dan perangkat keras lainnya yang dirancang untuk meningkatkan kekuatan angkatan laut China di wilayah yang pernah hanya didominasi oleh armada Amerika.

Tanggung Jawab Besar

Sebelum berangkat ke China, Hagel memperingatkan Beijing terkait tindakan sepihak untuk menyelesaikan perselisihan terotorial dengan tetangganya yang lebih kecil. Hagel menggambar aksi semacam itu sama dengan serangan Rusia di Ukraina. "Anda tidak bisa pergi keliling dunia dan mengubah batas-batas wilayah, melanggar integritas teritorial dan kedaulatan negara dengan kekerasan, pemaksaan dan intimidasi, apakah itu di pulau-pulau kecil di Pasifik atau negara-negara besar di Eropa," kata Hagel hari Minggu saat berkunjung ke Tokyo. "Jadi saya ingin berbicara dengan teman-teman kami di China tentang hal ini."

Dia mengatakan, dia akan berbicara dengan China tentang "menghormati tetangga mereka" dan bahwa sebagai "kekuatan besar," China memiliki "tanggung jawab yang besar juga."

Negara seperti Filipina dan Jepang telah mengungkapkan kekhawatiran mereka atas sikap China yang semakin agresif dalam menyatakan klaim teritorialnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com