Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2013, 23:40 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber Reuters
PARIS, KOMPAS.com — Kontroversi seputar kematian pemimpin Palestina Yasser Arafat kembali mengemuka. Dugaan bahwa dia tewas pada 2004 karena diracun dinyatakan terbukti berdasarkan hasil penelitian forensik oleh para pakar dari Swiss.

"Kami mengungkapkan kejahatan yang nyata, pembunuhan politik," kata Suha, janda Arafat, setelah menerima hasil uji forensik itu, Rabu (6/11/2013). Uji forensik dilakukan di Institut Fisika Radiasi milik Universtitas Rumah Sakit Lausanne, Swiss.

Materi yang diuji forensik adalah sampel yang diambil dari kuburan Arafat di Ramallah, Tepi Barat, Palestina. Makam itu dibuka pada November 2012.

Para ilmuwan Swiss menemukan Polonium-20 di level mematikan di tubuh Arafat, merujuk pernyataan dari televisi Al Jazeera. Bila benar demikian, temuan ini mengonfirmasi jejak isotop pada barang pribadi Arafat yang ditemukan dalam investigasi oleh kru televisi tersebut.

"Ini telah mengonfirmasi semua keraguan kami," kata Suha yang bertemu dengan para pakar forensik itu pada Selasa (5/11/2013). "Hal ini secara ilmiah telah membuktikan bahwa ia tidak mati secara alamiah dan kita memiliki bukti ilmiah bahwa pria ini tewas."

Suha menolak menuduh negara mana yang bertanggung jawab atas kematian suaminya. Dia pun tak menampik pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina itu punya banyak musuh. Arafat adalah penanda tangan perjalanan Oslo pada 1993 sekaligus kembali memimpin perlawanan pada 2000 setelah perjanjian sementara dengan Israel itu gagal.

Pemerintah Israel telah membantah terlibat dalam kematiannya. Mereka mengatakan, pemimpin Palestina yang meninggal pada usia 75 tahun tersebut mempunyai gaya hidup tak sehat.

Investigasi oleh jaringan televisi Al Jazeera mendapatkan jejak isotop dari barang yang diterima Suha dari rumah sakit militer Perancis. Arafat meninggal di rumah sakit tersebut.

Hasil investigasi itu menjadi dasar kejaksaan Perancis membuka penyelidikan pada 2012 atas dugaan pembunuhan Arafat. Penyelidikan dilakukan atas permintaan Suha. Pengambilan sampel di makam Arafat dilakukan oleh para ahli forensik dari Swiss, Rusia, dan Perancis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com