Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Bantah Tuduhan Meracuni Yasser Arafat

Kompas.com - 16/10/2013, 23:16 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com — Pemerintah Israel, Rabu (16/10/2013), membantah tuduhan bahwa mereka berperan dalam meninggalnya pemimpin Palestina, Yasser Arafat.

Israel mengatakan, sesuatu yang menggelikan bila mereka ikut berperan dalam kematian Arafat hampir sembilan tahun lalu, yang diduga meninggal akibat diracun.

Arafat meninggal dunia di rumah sakit di Paris dan ketika itu tidak diumumkan sebab-sebab kematian Arafat.

Spekulasi bahwa Arafat meninggal akibat diracun kembali mengemuka setelah satu laboratorium di Swiss mengeluarkan laporan.

Laboratorium mengukuhkan laporan-laporan sebelumnya bahwa ditemukan bahan radioaktif beracun polonium dalam kadar tinggi di pakaian dan barang-barang milik Arafat, seperti pakaian dalam, sikat gigi, dan ikat kepala.

Dokumentasi televisi menyebutkan, ditemukan jejak polonium di pakaian Arafat.

Uji jaringan

Wartawan BBC untuk masalah Timur Tengah, Kevin Connolly, mengatakan, temuan laboratorium Swiss harus diperdalam, antara lain untuk memastikan apakah racun ini ada sebelum Arafat meninggal, atau muncul di barang-barang milik Arafat setelah ia meninggal dunia.

Makam Arafat dibongkar tahun lalu untuk membuktikan keberadaan polonium di jenazah Arafat.

Kepala laboratorium Rusia, Vladimir Uiba, yang meneliti jaringan yang diambil dari jenazah Arafat, mengatakan tidak ada jejak racun.

Uiba, seperti dikutip kantor berita Rusia, mengatakan tidak ditemukan polonium ataupun jejak bahan radioaktif tersebut.

Pemerintah Rusia mengatakan, komentar Uiba adalah pernyataan yang tidak resmi dan sekarang terserah kepada otorita Palestina untuk mengumumkan hasil uji laboratorium.

Connolly mengatakan belum diketahui kapan hasil uji jaringan ini diumumkan.

"Yang pasti, apa pun hasilnya, rakyat Palestina akan tetap yakin bahwa Arafat diracun oleh agen-agen Israel dan Israel di sisi lain pasti akan membantah keterlibatan mereka," kata Connolly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com