Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemungkinan Yasser Arafat Tewas Diracun Makin Besar

Kompas.com - 14/10/2013, 19:05 WIB
PARIS, KOMPAS.com — Para pakar radiasi Swiss, Senin (14/10/2013), mengatakan, mereka menemukan jejak polonium dalam pakaian yang digunakan mendiang pemimpin Palestina Yasser Arafat. Jejak polonium ini semakin menguatkan kecurigaan bahwa Arafat meninggal dunia karena diracun.

"Sejumlah sampel termasuk darah dan urine mengandung kadar polonium 210 yang jauh lebih tinggi dari sampel sebelumnya," kata laporan pemeriksaan.

"Bukti-bukti ini mendukung kemungkinan Arafat diracun menggunakan polonium 210," tambah laporan tersebut.

Dengan menggunakan model komputer, para peneliti menemukan bahwa level polonium yang ditemukan tercatat hingga beberapa milibecquerel (mBq), satuan untuk menghitung kadar radioaktif.

Laporan itu menambahkan, gejala-gejala sakit yang ditunjukkan Arafat, seperti mual, muntah, kelelahan, dan sakit perut, "bisa jadi" adalah tanda-tanda keracunan polonium.

Maka dari itu, para peneliti menyayangkan tidak dilakukannya otopsi terhadap jasad Arafat.

"Sebuah otopsi bisa sangat berguna dalam kasus ini, meski mungkin tidak akan menemukan potensi keracunan polonium. Setidaknya sampel jaringan tubuh bisa disimpan untuk diuji pada lain waktu," masih isi laporan tersebut.

Polonium adalah sebuah elemen kimia yang ditemukan pada 1989 oleh pasangan ilmuwan Marie dan Pierre Curie. Polonium biasa ditemukan di dalam biji uranium.

Yasser Arafat meninggal dunia pada 11 November 2004 dalam usia 75 tahun di Perancis. Saat itu para dokter tidak bisa memastikan penyebab kematian Arafat.

Setelah meninggal dunia, atas permintaan istrinya, tidak dilakukan otopsi terhadap jasad Yasser Arafat.

Pada November 2012, jasad Arafat digali dan sejumlah sampel diambil untuk bahan investigasi kemungkinan pemimpin Palestina ini tewas karena diracun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com