Filipina selatan sudah bertahun-tahun dilanda pemberontakan yang dilancarkan kaum militan Islam.
Harian Star, Malaysia, melaporkan, orang-orang yang bersenjatakan senapan dan pistol itu pertama menculik seorang nelayan Malaysia dan memerintahkan orang itu untuk memandu mereka ke Pulau Mabul.
Pulau Mabul mempunyai sejumlah resor yang sering dikunjungi para turis internasional yang datang ke Sipadan karena lokasinya berdekatan. Di daerah ini pernah terjadi penculikan, korbannya termasuk wisatawan asing.
Saat mengetahui ada pos militer di Mabul, orang-orang bersenjata itu berbalik arah ke perairan Filipina dan menculik sekelompok lain nelayan Malaysia di sepanjang pelayarannya. Namun, mereka semua kemudian dibebaskan.
Malaysia telah memperketat keamanan di wilayah tersebut terkait dengan serangan mematikan pada awal tahun ini. Lebih dari 200 orang bersenjata berat yang merupakan pengikut Sultan Sulu yang berbasis di Manila mendarat di Sabah timur pada Februari. Mereka mengklaim bahwa daerah itu merupakan milik pemimpin mereka. Mereka hendak menghidupkan kembali sengketa kedaulatan Sabah berabad-abad lalu.
Setelah kebuntuan yang berjalan hampir sebulan, angkatan bersenjata Malaysia akhirnya menumpas para gerilyawan itu. Puluhan orang tewas dalam drama itu.
Tahun 2000, sejumlah pria bersenjata Filipina menyandera 21 orang di Sipadan. Sebanyak 10 orang dari yang disandera itu merupakan turis Eropa dan Timur Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.