Salin Artikel

Dokumen China Ungkap Penanganan terhadap Minoritas Muslim di Xinjiang

Aktivis HAM dan pakar meyakini, terdapat satu juta warga Uighur dan minoritas Muslim lain yang dibawa ke kamp pengasingan di ujung barat.

Dokumen setebal 403 halaman yang diperoleh New York Times itu memperlihatkan kebijakan Beijing yang dikecam dunia, termasuk AS.

Dilansir AFP Senin (18/11/2019), dokumen itu juga menunjukkan pidato lain Presiden Xi Jinping, arahan, hingga laporan pengawasan populasi Uighur.

Bocornya kabar itu juga mengungkapkan adanya keretakan di dalam tubuh Partai Komunis China terkait penindakan atas minoritas Muslim.

New York Times melaporkan, dokumen itu diungkapkan oleh sumber politik. Dia mengaku pembocoran supaya mencegah para pemimpin, termasuk Xi, lolos dari tanggung jawab.

Xi sempat berpidato pada 2014, ketika itu militan dari Uighur menyerang dan menewaskan 31 orang di stasiun kereta Kunming.

Dalam pidatonya, dia menekankan "perjuangan besar-besaran" melawan terorisme, infiltrasi, dan separatis, dan tidak boleh menunjukkan belas kasih.

Jumlah kamp pengasingan mengalami pertambahan setelah Chen Quanguo ditunjuk sebagai ketua partai cabang Xinjiang pada 2016 lalu.

Menurut laporan Times, Chen menggunakan pidato Xi untuk membenarkan tindakan keras, dan meminta jajarannya "menangkap orang yang harus ditangkap".

Mempunyai reputasi dalam menangani kelompok minoritas dalam partainya, Chen sebelumnya memimpin kebijakan tangan besi untuk menghancurkan perbedaan pendapat di Tibet.

Dalam dokumen itu, juga ditunjukkan bagaimana aparat setempat menjawab pertanyaan pelajar yang pulang ke Xinjiang, dan mendapati keluarganya hilang atau ditahan di kamp.

Para pejabat sudah dilatih untuk memberikan jawaban bahwa keluarga itu disusupi "virus ekstremisme", dan butuh "diobati sebelum bertambah parah".

Membenarkan "Hitam Putih"

Dalam setumpuk dokumen itu, juga muncul kabar bagaimana satu pejabat, Wang Yongzhi, dihukum setelah diselidiki pada 2017-2018 karena membangkang perintah partai.

Atas inisiatifnya, Wang melepaskan 7.000 orang karena takut, begitu banyak orang yang ditahan bakal memperuncing kebencian mereka dan memicu konflik.

Sempat membantah adanya kamp tersebut, China mengklarifikasi tempat itu adalah sekolah vokasi yang bertujuan meredam ekstremisme melalui pendidikan dan pelatihan kerja.

Tetapi aktivis HAM dan media asing melaporkan adanya dokumen dan citra satelit menunjukkan fasilitas itu dikelola layaknya penjara.

James Leibold, pakar hubungan etnis China sekaligus profesor di Universitas La Trobe Melbourne menuturkan dokumen itu memperlihatkan adanya "kebenaran hitam putih".

"Kebocoran itu menunjukkan bahwa di dalam partai sendiri, mereka sadar sudah melakukan pengasingan massal Muslim di Xinjiang," tutur Leibold.

Dia memaparkan terdapat perlawanan atau penolakan dalam pejabat partai sendiri, dengan yang membangkang akan dihukum atau dimusnahkan.

Selain itu, dokumen yang bocor itu merupakan indikator bahwa ada pihak yang melihat kebijakan itu tidak baik, dan ingin supaya Xi Jinping maupun Chen Quanguo bertanggung jawab.

https://internasional.kompas.com/read/2019/11/19/12250161/dokumen-china-ungkap-penanganan-terhadap-minoritas-muslim-di-xinjiang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke