"Presiden Jacques Chirac meninggal pagi ini dengan tenang, dikelilingi oleh keluarganya," ujar sang menantu, Frederic Salat-Baroux.
Dilaporkan AFP, kematian Chirac mengejutkan Presiden Komisi Eropa sekaligus eks Perdana Menteri Luksembourg, Jean-Claude Juncker.
Melalui juru bicara Mina Andreeva, Juncker ingin menyampaikan penghormatan atas kerja keras dan warisannya bagi Perancis maupun Eropa.
"Eropa tak hanya kehilangan negarawan besar. Namun Presiden Juncker juga kehilangan teman baiknya," ujar Andreeva dalam keterangan tertulis.
Jacques Chirac menjadi presiden pada 1995, dan kemudian terpilih dua kali hingga dia mengakhiri jabatannya pada 2002 silam.
Berkuasa selama 12 tahun di Champs Elysees, dia merupakan Presiden Perancis dengan masa jabatan terlama kedua pasca-perang setelah Francois Mitterrand.
Di kancah internasional, salah satu momen bersejarah Chirac adalah ketika dia marah dan menentang AS soal kebijakan Perang Irak 2003.
Merupakan sosok konservatif, Chirac juga pernah menjabat sebagai perdana menteri (1974-1976 dan 1986-1988), serta Wali Kota Paris (1977-1995).
Imunitas yang diterimanya sebagai kepala negara runtuh ketika dia tersandung dugaan penggelapan dan penyalahgunaan dana publik.
Setelah turun dari kekuasaan, Jacques jarang tampil di depan publik, dan dilaporkan bergelut dengan kesehatan yang menurun.
https://internasional.kompas.com/read/2019/09/26/17583841/mantan-presiden-perancis-jacques-chirac-meninggal-di-usia-86-tahun