Salin Artikel

Sebelum Meninggal, Mantan Presiden Mesir Sebut Punya "Banyak Rahasia"

Berbicara dari sebuah ruangan kaca, presiden berusia 67 tahun itu mengatakan di sidang dia mempunyai "banyak rahasia" yang ingin dia ungkapkan.

Dilansir Sky News Senin (17/6/2019), beberapa menit setelah itu dia pingsan dengan sumber medis kepada televisi nasional berkata Morsi terkena serangan jantung.

Sidang yang digelar di gedung pengadilan Penjara Tura Kairo merupakan bagian dari tuduhan spionase yang berkaitan dengan kelompok militan Palestina Hamas.

Pengacara yang mewakili Morsi mengungkapkan, kliennya itu "tenang dan teratur" jelang sidang". Dia merangkum berbagai argumen mereka sebelum sidang digelar.

"Dalam pengadilan khusus itu, dia bersikukuh bahwa dia merupakan presiden republik ini," terang si pengacara. Penyelidikan pun dilaporkan mulai digelar.

Dalam keterangan resminya, Kantor Jaksa Agung Mesir mengatakan mereka bakal memeriksa setiap kamera pengawas di gedung dan melakukan pemeriksaan post-mortem ke jenazahnya.

Morsi mendapatkan pengaruh setelah menjadi pemimpin Ikhwanul Muslimin sebelum menjadi presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokrasi pada Juli 2012.

Pemerintahannya hanya berlangsung satu tahun. Dia digulingkan oleh Presiden Abdel Fattah el-Sisi menyusul gelombang aksi protes di seantero Mesir.

Sejak kudeta itu, Morsi kini menjalani penahanan dengan Ikhwanul Muslimin ditetapkan sebagai organisasi terlarang. Kondisi Morsi kerap jadi pemberitaan utama.

Putra Morsi, Ahmed, sebelumnya berbicara bahwa kondisi kesehatan ayahnya mengalami penurunan dengan otoritas "mengacuhkan" apa yang jadi kebutuhannya.

Anggota Ikhwanul Muslimin cabang London Mohammed Sudan mengatakan, kematian Morsi dia sebut sebagai "pembunuhan berencana". Sebab, dia ditempatkan di ruangan kaca.

Sudan menuturkan sang mantan presiden tidak menerima kunjungan dari keluarganya hampir selama setahun. "Dia juga mengeluh tidak mendapat obat. Ini jelas pembunuhan terencana," kecamnya.

Human Rights Watch menyatakan mereka sudah "memprediksi" kejadian tersebut setelah pemerintah "gagal" menyediakan segala kebutuhan dari Morsi.

HRW merujuk kepada laporan yang dibuat dua tahun silam, di mana perlakuan yang diterima Morsi selama dalam penahanan terkesan "kejam dan tidak manusiawi".

Dalam twit-nya, Amnesty International mendesak pemerintah untuk menyelidiki kematian mendadak Morsi, serta kondisi seperti apa yang diterimanya di penjara.

"Kami meminta aparat Mesir untuk menginvestigasi secara transparan kematian Morsi termasuk penjara dan isolasinya dari dunia luar," kata Amnesty.

Ucapan dukacita datang dari pemimpin negara Arab. Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani dalam kicauannya menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Mesir.

Kemudian Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Morsi adalah "saudaranya" dan "martir", serta menyampaikan dukacita kepada masyarakat Mesir.

https://internasional.kompas.com/read/2019/06/18/08463261/sebelum-meninggal-mantan-presiden-mesir-sebut-punya-banyak-rahasia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke