Salin Artikel

Menteri Sains di Pakistan Ingin Akhiri Polemik Hilal

Menteri Sains dan Teknologi Pakistan, Fawad Chaudry, ingin mengakhiri kontroversi hilal dengan memerintahkan penggunaan metode hisab mulai 2020.

Gagasannya itu terancam gagal disahkan, namun Chaudry enggan mengendurkan langkah.

Dia beralasan pemerintah setiap tahun menghabiskan dana hingga hampir Rp 1 miliar untuk membiayai pengamatan hilal.

"Di mana kebijaksanaannya dalam pemborosan itu?" tanyanya.

Kini Chaudry membentuk komite yang terdiri atas astronom, pakar cuaca dan teknologi.

Tugas mereka adalah menentukan kalendar lima tahun untuk Pakistan dengan tanggal pasti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha dan Muharram.

Tidak mengejutkan jika terobosan Chaudry memicu kontroversi di kalangan kaum muslim Pakistan.

Tidak sedikit ulama yang menolak gagasan tersebut, meski banyak kaum muda yang mempertanyakan metode rukyat.

"Jika kita menentukan waktu sholat sesuai penghitungan ilmiah, kenapa kita tidak menentukan hilal dengan cara yang sama," tulis seorang pemuda muslim di sebuah kanal media sosial.

Seperti diketahui, hampir semua negara Islam memiliki lembaga hilal yang menentukan awal bulan Ramadhan.

Sejumlah negara seperti Afghanistan merujuk pada lembaga hilal di Arab Saudi. Namun hal serupa tidak berlaku buat negara-negara lain lantaran letak geografis dan perbedaan waktu.

https://internasional.kompas.com/read/2019/05/07/21531511/menteri-sains-di-pakistan-ingin-akhiri-polemik-hilal

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke