Salin Artikel

Dua Pria Kedapatan Membawa 24 Cula Badak di Bandara Hong Kong

Diwartakan kantor berita AFP, Jumat (15/2/2019), pihak berwenang menyebutnya sebagai penyitaan badak terbesar yang pernah diselundupkan oleh penumpang pesawat.

Cula-cula tersebut diperkirakan bernilai 8 juta dollar Hong Kong atau sekitar Rp 14,4 miliar. Seluruhnya dibawa ke terminal dalam dua kita kardus.

Departemen bea cukai menyebutkan, keduanya tiba dari Johannesburg, Afrika Selatan, dan berencana untuk transit di Ho Chi Minh, Vietnam.

Namun, pihak berwenang tidak membeberkan identitas kedua pria tersebut.

Direktur Program Lingkungan Yayasan ADM Capital, Sophie le Clue, meyakini keberadaan jaringan organisasi di balik perdagangan cula badak.

"Yang saya lihat, lebih sedikit penyitaan dan lebih banyak yang harus bertanggung jawab atas kejahatan itu di pengadilan, dan bukan hanya orang yang membawa," katanya.

Penyitaan tersebut selang dua pekan sebelumnya usai temuan 8 ton sisik trenggiling yang berada di kontainer pengiriman dari Nigeria menuju Vietnam.

Sementara itu penyelundupan cula badak didorong oleh permintaan oleh para konsumen di China dan Vietnam, yang dianggap sebagai bahan mujarab dalam pengobatan tradisional.

Cula badak mengandung keratin, sebuah protein yang sama yang terdapat pada rambut manusia dan kuku.

Meski demikian, tanduk yang tumbuh pada moncong itu dapat menghasilkan uang hingga 60.000 dollar AS atau sekitar Rp 848 juta/kg di Asia.

Tingginya harga cula badak memicu jaringan kejahatan transnasional yang menguntungkan, namun menurunkan populasi badak dalam beberapa dekade terakhir.

Afrika Selatan menjadi wilayah yang terpukul paling parah terkait populasi badak. Negara itu merupakan rumah bagi sekitar 80 persen populasi badak di dunia.

Tapi pada 2018, 769 badak diburu di Afrika Selatan. Sementara, lebih dari 7.100 hewan itu telah dibunuh selama dekade terakhir.

https://internasional.kompas.com/read/2019/02/15/17122741/dua-pria-kedapatan-membawa-24-cula-badak-di-bandara-hong-kong

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke