Salin Artikel

Istri Mantan Presiden Interpol Mengaku Dapat Ancaman

Grace menuturkan dia mendapat telepon dari seseorang yang menggunakan bahasa China beberapa hari setelah dia melaporkan suaminya menghilang.

Dikutip AP via The Independent Selasa (9/10/2018), pria itu meminta Grace mendengarkan, dan berkata dua kelompok bakal mendatangi dia dan keluarganya.

"Pria itu juga berujar 'kami tahu di mana engkau berada'. Ketika saya mencoba bertanya, dia langsung memotong dengan berkata 'engkau hanya harus mendengarkan'," papar Grace.

Dia melanjutkan tidak memercayai pernyataan badan anti-korupsi China yang mengumumkan Meng ditahan karena menerima suap.

Menurut dia, suaminya tidak mempunyai kemampuan untuk terlibat penyuapan. Dia siap membeberkan transaksi keluarganya untuk menunjukkan Meng tak bersalah.

Kepolisian Perancis menuturkan, mereka kini menempatkan Meng dan anak-anaknya dalam perlindungan mereka sambil menyelidiki apakah ada orang yang dikirim untuk mendatanginya.

Sebelumnya, Grace, melaporkan telah kehilangan kontak sejak 29 September ketika suaminya mengatakan bakal mengunjungi China.

Sebelum pergi, Grace menuturkan, suaminya sempat mengirim pesan di WhatsApp berisi emoji pisau disertai kalimat "tunggu telepon dariku".

Interpol, melalui Sekretaris Jenderal Jurgen Stock dalam rilis di Twitter, meminta kepada Beijing memberikan informasi terbaru mengenai kondisi Meng.

Organisasi yang berbasis di Lyon, Perancis, mengeluarkan rilis bahwa Meng telah mengundurkan diri, dan posisinya sementara diisi Kim Jong-yang dari Korea Selatan (Korsel).

Interpol bakal memilih pengganti Meng untuk sisa masa jabatan di 2020 dalam pertemuan tahunan di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 18-21 November.

Meng terpilih sebagai Presiden Interpol pada 10 November 2016, dan menjadi warga China pertama yang menempati jabatan organisasi beranggotakan badan penegak hukum 192 negara itu.

Beijing menilai terpilihnya Meng sebagai orang nomor satu Interpol membuka peluang melacak para tersangka koruptor yang diincar Presiden Xi Jinping.

Operasi perburuan koruptor bernama Operasi Berburu Rubah itu kerap diprotes sejumlah negara karena melakukan operasi tanpa izin pemerintah setempat.

Sementara para pegiat hak asasi manusia menyuarakan kekhawatiran bahwa mantan Wakil Menteri Keamanan Publik itu bakal mengubah lembaga itu sesuai keinginan China.

Meski bisa menerbitkan surat pencarian buronan internasional, Internasional tidak mempunyai wewenang untuk menangkap tersangka.

https://internasional.kompas.com/read/2018/10/10/15130031/istri-mantan-presiden-interpol-mengaku-dapat-ancaman

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke