Salin Artikel

Terbukti Batasi Kuota Mahasiswi, Universitas di Tokyo Minta Maaf

Universitas Kedokteran Tokyo secara sistematis mengubah hasil ujian sejak tahun 2000.

"Kami dengan tulus meminta maaf atas kesalahan serius terkat ujian masuk, yang menyebabkan kekhawatiran dan masalah bagi banyak orang, sekaligus mengkhianati kepercayaan publik, kata rektor universitas, Tetsuo Yukioka.

Melansir dari Sky News, Selasa (7/8/2018), Yukioka sebelumnya membantah telah terjadi kesalahan dalam sistem penerimaan mahasiswa baru.

"Saya menduga kurangnya kepekaan terhadap aturan masyarakat modern, di mana perempuan tidak harus diperlakukan berbeda karena jenis kelamin mereka," ucapnya.

Skandal itu pertama kali ditemukan selama penyelidikan kasus pengakuan seorang putra pejabat kementerian pendidikan, Futoshi Sano.

Sano diduga meminta pihak universitas untuk mengamankan posisi putranya dengan imbalan pemberian dana hibah. Dia ditangkap pada bulan lalu, namun membantah semua tuduhan.

Dalam investigasi yang dilakukan, mahasiswa tersebut diberi 20 poin tambahan, setelah gagal ujian beberapa kali.

Kemudian, ada temuan bahwa mahasiswi yang lulus ujian hanya memenuhi kuota 30 persen dari jumlah keseluruhan mahasiswa yang diterima selama sekitar 20 tahun.

"Ketika sudah menikah dan punya anak, perempuan biasanya berhenti bekerja setelah lulus dan menjadi dokter," ungkap seorang sumber, seperti dikutip dari AFP.

Beberapa kritikus meyakini, sekolah kedokteran lain juga kemungkinan melakukan diskriminasi terhadap perempuan.

Skandal ini telah menyebabkan kemarahan masyarakat di Jepang. Menteri pemberdayaan perempuan Seiko Noda menyebut praktik tersebut sangat menganggu.

"Ini sangat mengganggu jika universitas tidak membiarkan perempuan lulus ujian karena mereka pikir sulit untuk bekerja sebagai seorang dokter," katanya.

https://internasional.kompas.com/read/2018/08/08/12020301/terbukti-batasi-kuota-mahasiswi-universitas-di-tokyo-minta-maaf

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke