Perancis Serukan Sanksi bagi Negara Uni Eropa yang Tolak Migran

Pernyataan tersebut disampaikan Macron menjelang dilangsungkannya pertemuan kecil darurat di Brussels guna membahas krisis migran yang semakin meningkat di Eropa, Minggu (24/6/2018).

Dalam pertemuan yang dihadiri perwakilan dari 16 negara Uni Eropa tersebut membahas langkah yang akan diambil guna menghadapi gelombang migran yang menuju Eropa.

Pertemuan itu digagas setelah Italia bersikeras menolak menerima kapal penyelamat yang mengangkut para migran.

"Negara-negara anggota yang diuntungkan dari kerja sama Uni Eropa tetapi masih mementingkan kepentingan negaranya sendiri menyangkut masalah migran, maka pantas mendapat sanksi," kata Macron, setelah bertemu Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, di Paris, Sabtu (23/6/2018).

Melansir dari AFP, Perancis dan Spanyol telah sepakat mendukung pembentukan pusat penerimaan tertutup yang berlokasi di wilayah di mana para migran kerap berdatangan.

Di tempat tersebut para pencari suaka akan ditampung selama klaim mereka diproses.

Namun usulan tersebut dikritik pemerintah Italia yang menilai Macron tidak memahami skala permasalahan migran tersebut.

"Pernyataan Macron terkait fakta tidak ada krisis migrasi di Italia menunjukkan bahwa dia tidak berhubungan dengan kenyataan."

"Jelas jika pemerintahan Italia sebelumnya telah mengatakan hal itu padanya," tulis Wakil Perdana Menteri Italia, Luigi di Maio, dalam akun media sosialnya.

Pertemuan yang dilangsungkan di Brussels tersebut belum mampu menemukan titik temu antara negara-negara Uni Eropa dalam menghadapi masalah migran.

Dengan empat negara, yakni Hungaria, Polandia, Republik Ceko, dan Slovakia yang menolak hadir dan menentang keras menerima migran, kecil harapan tercapai sebuah kesepakatan yang disetujui semua negara Uni Eropa.

Kesepakatan antara sejumlah kecil negara anggota kemungkinan menjadi jalan satu-satunya agar tercipta langkah nyata penangangan krisis migran di Eropa.